TIME III; Keinginanku..

Sayang.. Aku sangat senang Kau menanyakan keinginanku. Apalagi Kau janji akan melakukan itu. Saat ini aku membutuhkan banyak hal. Hal-hal yang menurutku urgen untuk dipenuhi tahun ini. Keinginan-keinginan yang aku miliki juga bejibun. Karena keinginan sifatnya utopis yang berhasrat. Tapi Sayang, di atas itu semua ada satu hal yang aku ingin Kau lakukan untukku. Keinginan yang sekaligus menjadi kebutuhanku saat ini hingga seterusnya.
Hari ke lima UTS lalu, ada momen yang sangat membuatku bahagia dan menyenangkan sepanjang tahun ini bergulir. Saat itu rasanya semua kegetiranku serasa tenggelam. Keresahan akan tugas ujian yang mencucurkan keringat pagi itu seakan terhanyut begitu saja. Kau ingat apa yang Kau pesan-kan ke aku dalam sms-sms-mu pagi itu. Sangat menyenangkan. Tak pernah aku rasakan sebelumnya di tahun ini keindahan verbal yang Kau ucapkan. Kau, tau, aku sangat bersemangat pagi itu. Motivasiku luar biasa berpacu dengan guratan pena. Pagi itu, air mataku seakan merembes keluar. Aku sangat terharu dapat merasakannya kembali. Aku sangat senang luar biasa dan ingin menangis. Semangat, motivasi, spirit, ghiroh, haru, senang, tawa, senyum terasa berlarian ingin menyesaki untuk menjadi perasaan yang pertama dalam dadaku.
Setelah itu, habis. Tak ada lagi yang seperti itu di detik dan menit setelahnya.
Yang aku butuhkan sebenarnya adalah hal-hal itu Sayang darimu. Aku sangat membutuhkannya. Seperti saat Ramadhan yang lalu. Jujur, aku sangat menikmatinya. Menikmati setiap pesan teks yang Kau sampaikan, suara manja, dan semua behavioral-mu (walaupun akuk tak dapat melihatnya) waktu itu. Selama ini aku kehilangan Rara yang dulu. Rara yang begitu pengertian menurutku. Tak hanya memikirkan kesenangan, tapi juga begitu bijak mempertimbangkan segala sesuatu. Tak hanya keinginan semata, tapi mampu menganalisa kebutuhan. Dan yang paling aku sukai, Kau begitu memperhatikanku. Memperhatikan kondisi, situasi dan Kau mampu menenangkan aku saat gelisah. Kau genggam tanganku saat lemah dan terjatuh. Ingatkah saat aku terpuruk di Pare gara-gara kecerobohanku berada di KPRU sehingga nilaiku anjlok..? Saat itu Kau dengan mudah memberikan sandaran yang menghangatkan aku.
Sebaliknya, saat Kau sedang galau dan gelisah, Kau berikan aku ruang untuk selalu berada di sisimu. Dan saat itu, adalah momen paling aku senangi. Karena aku dapat merenyuhkan seluruh masalah-masalah yang Kau miliki. Saat itu, aku merasa menjadi lelaki paling bermanfaat bagi kekasihnya. Tidak (maaf Say) marah seperti saat ini karena Kau ingin ‘harusnya Kamu begini Kid. Harusnya Kamu begitu dan seterusnya’.
Sayang, aku tidak menuntut kalau itu menjadi sulit bagimu. Karena kini aku sudah merubah diriku agar selalu bisa menjadi seperti yang Kau inginkan, walaupun masih dalam proses. Aku selalu ingin bersamamu, dan aku selalu meng-upgrade diriku agar selalu bisa mengimbangimu. Jika kebutuhan yang menjadi keinginanku ini tak dapat Kau penuhi, tak apa. Aku selalu menyayangimu apa adanya sampai kapanpun. Selengkapnya...