Kau dan Lingkaran Jiwamu..

Kau dan Lingkaran Jiwamu..
Aku telah salah meragukan niatku selama ini. Hampir saja aku mengirimkan mawar untukmu dan senyum yang mengembang di bibirmu. Bahkan aku sudah mengikat sebuah taman untuk aku berikan padamu dan setiap gerak kecilmu yang meledakkan hatiku. Entahlah, tapi aku pikir Kau tak berhak menerima satu tangkai kesedihan yang akan menghapus pesonamu dan menghalangiku menikmati keanggunanmu.

Kau dan Lingkaran Jiwamu..
Bukan maksudku untuk melukai setiap detik pertemuan kita. Tapi aku tak sanggup menerima milyaran cahaya yang terpancar dari wajah manismu. Aku ingin menutup mata. Aku ingin sekali tak melihatmu. Bahkan aku ingin memalingkan muka saat Kau hadir di depanku. Aku katakan aku tak sanggup melihat senyum itu. Senyum manismu. Senyum yang akan membuatku luka jika sedetik saja Kau menghilang dari pandanganku. Karenanya, aku memilih melihat bumi yang kita pijak saat pembicaraan berlangsung antara Kau dan aku. Atau mungkin antara kerinduanku dan wujudmu.

Kau dan Lingkaran Jiwamu..
Aku sudah tak lagi meragukan niatku. Aku harus jauh darimu. Aku menyukaimu lebih dari sekedar teman. Dari awal aku sudah sangat mengagumimu. Aku menyukai semua yang ada dalam dirimu. Bahkan aku menyukai setiap detil yang ada padamu. Atau Kau ingin tau bahwa sejujurnya aku tak memiliki alasan untuk menyukaimu. Suddenly come dan merasuk ke dalam hatiku menembus pandangan mataku. Bahkan inderaku bisa melihat senyummu walaupun Kau tutup dengan kerudung coklat itu. Sebuah keindahan petang yang tak tergantikan dengan matahari terbenam.

Kau dan Liangkaran Jiwamu..
Aku harus pergi. Pergi jauh darimu. Aku tak mungkin memintamu pergi. Karena namamu selalu ada di dalam kepalaku. Rona wajahmu selalu mengikuti ke mana aku pergi. Kau mestinya sadari bahwa dunia ini hanya panggung yang akan mempertemukan kita kembali suatu saat nanti. Jadi biarkan aku mengumpulkan semua kerinduan untuk aku simpan dan tambatkan padamu.

Kau dan Lingkaran Jiwamu..
Jika Kau dan lingkaran jiwamu Kau tempatkan untukku, suatu saat nanti aku akan menemuimu dengan tangan yang siap Kau genggam.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

perasaaan rindu itu indah kakak, memaksanya menjauh atau menarik diri mu menjauh hanya akan mematikan imajinasi mu tentang indahnya kehidupan ini,, bahkan kau terlalu jahat tidak mengizinkannya untuk mengungkapkan pendapatnya tentang mu dan tentang kalian..

Kid mengatakan...

Entahlah Ndoet.. Hati dan raga ini terlalu mengharapkannya, hingga kagum menjadi duri..

Anonim mengatakan...

seperti yang selalu kak hamim katakan, dan jadi terinternalisasi pada saya bahwa bila saat nya nanti dan adalah jodoh, maka akan bertemu dan dipersatukan juga. :)

Posting Komentar