Cerita Cinta I


Aku sangat ingin memulai tulisan ini dengan pertanyaan yang sangat membingungkanku sejak lama..”Inikah rasanya jatuh cinta..?”
Kid..Kid..semua orang menertawakannya. Mencibir, seneng, marah bahkan ada yang kaget luar biasa. Mereka menertawakan karena bagi mereka aku adalah orang yang sangat sibuk dengan urusan akademisi dan cita-cita. Ketika tau aku sedang jatuh cinta, mereka tengah bersiap-bersiap meletakkan tangan di depan mulutnya agar tidak kelihatan mulut mereka yang nantinya terbuka lebar menertawaiku. Bagi mereka sangat aneh Kid bisa jatuh cinta. Dengan seorang wanita lagi..(mang dari kemaren ma Kebo’..?).
Apa yang aku alami ini juga dicibir oleh beberapa temen. Bagi mereka, aku orang udik akan cinta. “Masih terlalu dini Kid bagimu merasakan cinta..!”, jelas mereka saat aku tanya mengapa. Elu masih kecil Kid, banyak yang harus elu lakuin sebelum merasakan perasaan yang hanya orang dengan fase dewasa yang bisa mengerti. Nggak usah sok ngerti tentang cinta dech hanya karena elu cerpenis dan sering buat prosa keren tentang cinta selama ini. Tau apa elu..? Uughh..mereka emank benar” ngeremehin perasaan yang sudah bersarang kuat di diriku ini. Tapi bodo ah.
Tapi ada juga yang seneng coy. “Wah..akhirnya Kid jatuh cinta juga..”, ekspresi yang agak berlebihan sich menerutku dari seorang temen ketika tau aku sedang jatuh cinta. Bagus dech, akhirnya Kid bisa dewasa juga. Melihat Kamu setiap hari menjalani kelas tanpa grusak grusuk, berdiskusi tanpa wajah cemberut, bertanya dengan lembut, ternyata itu semua efek dari cintamu itu. Aku seneng lho Kid ngeliatnya. Kamu emank sudah terjangkit. Hehehehe..mereka senengnya lebay dech. But I’m Appreciate it.
Eh, ada yang marah juga ternyata. Disini adalah area orang” yang sangat ekstrem menilai perasaan jatuh cinta. Menilai bahwa perasaan itu akan membuat kegiatan ngerjaen tugasku diabaikan, makan nggak konsen, baca buku selalu ada pikiran laen (terbayang” wajahnya..), mandi pengen cepet” (soalnya mo ketemu doi..), terlalu lebay memperhatikan penampilan, bikin nggak tenang dalam kesendirian dan selalu memimpikannya dalam tidur. Intinya mengganggu praksis akademisiku dan kehidupan yang biasa aku jalani dalam mencapai keinginan”ku. DAN MEREKA NGGAK MAU ITU TERJADI PADAKU. Emank sich itu yang lagi aku alami, tapi aku selalu berusaha masih dalam jalurku sendiri dan aku tau apa yang sedang aku lakukan. Aku tekankan, AKU BUKAN ORANG BEGO’ YANG NGGAK TAU APA YANG AKU LAKUKAN.
Nah, bagian ini yang sangat lebay. Mereka kaget luar biasa setelah mengetahui aku sedang jatuh cinta. Mereka semua pada ngemengin peristiwa ini di FB. kolom message-ku penuh dengan kelebayan mereka. Wajar sich. Soalnya orang” disini taunya aku adalah orang yang sangat sulit respect terhadap wanita. Bahkan bisa dibilang menurut mereka aku adalah orang yang nggak mikirin cewek..!! (sotoy mereka..). ekspresi mereka beragam. “Apah..? Kid, kepalamu kebentur dimana..?”. “Hah..? Kid, kamu harus kenalin ke aku. Aku pengen tau cewek yang udah bikin sahabat sejenis kamu bisa merasakan cinta yang dulunya kamu selalu cuekin..”. “Tau nggak Kid, kamu dah bikin aku selalu bayangin betapa sakitnya cinta-cinta yang dulu pernah mampir di kehidupanmu dan kamu abaikan..”. “Kid, kamu apa”an sich..?! Nggak lucu tau. Cewek mana sich yang bikin orang homo macam kamu bisa jatuh cinta. Kamu tuch selalu cuek dengan cinta. Sekarang kamu kelepek”. Pasti ni orang lagi diguna”..”. Mereka lebay begete kan..? Huufft..
Kekhawatiran mereka nggak berelebihan sich. Mereka benar adanya (kecuali yang bilang kalo aku homo lho..Cuma analogi dia aja..). Sebelumnya aku emank pemalu tehadap wanita, sehingga mereka menertawai perasaan yang sangat aneh hinggap di diriku. Aku yang sebelumnya makan bareng temen wanita aja selalu canggung, kini tiba” menyatakan diri bahwa sedang jatuh cinta. Aku yang sebelumnya selalu menunduk ketika berbicara depan wanita, kini dengan lantang menyatakan bahwa lagi jatuh hati pada seseorang. Kid..Kid..Idup Lo Kid..!?
Aku juga emank masih manusia dengan status bau kencur dalam urusan beginian. Wajar mereka mencibir apa yang sedang aku alami. Aku yang dulunya selalu membuat prosa” tentang cinta, sekarang malah kejerat cinta itu sendiri. Aku yang dulunya masih menganggap cinta itu hanya bisa dirasakan ketika kita sudah benar” dewasa, sekarang aku yang masih remaja ini sudah berbicara tentang cinta seolah-olah sudah dewasa dan tau apa itu arti cinta. Aku emank nggak sedewasa yang dipikirkan mereka, tapi aku yakin penyakit (ada yang menganggap cinta itu virus..) ini dapat menyembuhkan hal” negative dengan energy positifnya.
Kadang aku juga merasa dikelas, kalo aku sering grasak-grusuk nggak jelas dan bahkan awut”an. Menanggapi pernyataan dosen dengan serius amad, diskusi kelompok terlalu kontekstual bahkan bertanya pada dosen dengan wajah yang nggak begete (sok serius gitu..). Tapi seketika itu, aku berubah menurut mereka. Ya..aku juga merasakannya. Aku lebih santai, lebih lembut dan enjoy di kelas dengan segala dinamika yang ada. Dan karena temen”ku lebih seneng aku yang kayak gini, aku akan tetap berusaha seperti itu dengan ditambahi keseriusan dikit.
Ini bagi yang terlalu ngekhawatirin aku pake ekspresi marah. Aku akan katakan sekali lagi, kalian harus percaya aku bahwa aku bukan orang bego’ yang akan lupa daratan ketika bertemu cinta seperti ini. Aku yakin bisa membalikkan keadaan” yang kalian khawatirin itu. Aku akan mengubah cinta itu menjadi energy positif yang nggak bakalan mengacaukan kehidupan sembilan belas tahunku ini. Percaya dech.
Hahahahahaa..Kalian emank lebay penasarannya. Tapi santai aja. Aku akan memberikan feedback yang sepadan dengan apa yang kalian ekspresikan. Aku hanya butuh space yang lebih gede untuk kemudian kita runtuhkan tembok” benci yang selalu ada dalam sebuah kehidupan manusia.
Bagiku semua ini adalah kanal baru yang aku hadapi. Terus terang aku belum punya cukup pengalaman tentang cinta. Aku hanya meraba-raba problematikanya dari pengejaran cita-citaku selama ini melalui tulisan-tulisan fiktifku. Dan setidaknya itu yang menuntun jalan cinta ini seperempatnya. Yach..cukuplah buat lika-likunya beberapa waktu ini. Walaupun sebenarnya aku terikat dengan keadaan yang selalu membingungkan ketika aku tercekik cinta itu sendiri.
Kadang aku sembunyi di balik bayang-bayang pepohonan yang menurutku cukup rindang untuk aku berteduh dari bara api cinta yang sudah membakar jiwa para pecinta, namun di lain sisi aku harus menantang teriknya sinar matahari untuk mengetahui seberapa kuatkah aku mengikuti alur cinta ini.
Cinta ini membuat aku menunggu. Membisu pun aku lakukan jika nantinya aku merasakan kenyamanan yang aku ingini. Tapi aku juga sudah mempersiapkan kepala untuk tegak jika berikutnya aku akan kecewa dengan konsekuensi pilihanku. Bukan karena aku pemberani, bukan juga karena aku berjiwa besar. Atau ada yang mau bilang karena aku pengecut atu karena aku terlalu pesimis dengan cinta ini atu kalian mau bilang aku ragu dengan perasaan yang sudah dahsyat melanda diriku ini..? Bukan. Tapi lebih dari itu, karena AKU TAU SIAPA CINTA INI.

3 komentar:

Rumput Liar mengatakan...

Tulisanmu makin keren aja ne Kid..
Kid curang ah, dah nyiapin tulisan dari sekarang, tapi g' papalah itu artinya Kid dah siap kalah dari Q..
Tulisanmu ntar kalo jadi dipublikasikan di media ntar ceperannya buat yang menang y..
hehehe

Wah..kalo kaya' gini caranya Q harus rajin belajar ne biar nilaiQ ntar lebih bagus dari Kid..

OK! Qta bersaing!!!

Kid...

Kid mengatakan...

dAsAR pinteR (Ne oRanG nGAmuK dibiLAnGin sebALiKnYa)..siAp KaLAh..?! HaAhAa..
mentAnG" pinteR Gitu..?

BtW, cumA mO nGAsi Koment GaYA tuLisAnnYa jA nich..?!
G mO nGAsi Koment isi tuLisAnnYa juGA..?

Rumput Liar mengatakan...

Ok deh.. Q akan ngasi komen juga mengenai isi dari curhatmu ini..

Q merasa tulisanmu ini begitu diliputi kabut cinta yang pekat..cie..cie..hmmm..

yah.. emang benar Kid katamu Kid cinta itu harus diperjuangkan..

perjuangkan terus cintamu itu kalo kamu mang sudah yakin & mantap..

semoga berhasil..

Q akan selalu mendukungmu Kid..
Yah tentunya selama dukunganku kamu butuhkan...

Posting Komentar