Hadiah Terbaik..

Bagaimana membahasakan sore yang seru, di tengah badai haru, di dalam kubangan sendu, di dalam milyaran titik rindu. Bagaimana..? Bisakah Kau menjawab..? Aku tidak bisa menjawabnya. Aku butuh pertolongan untuk menjawab. Tapi mungkin tak akan Kau dengar pertanyaan ini.
Pagi ini aku terbangun dengan dua orang teman yang menyesaki kamar. Adam dan Mukrom datang sejak sore kemarin untuk melakukan survey di kota ini. Biasa, sampingan pengalaman untuk uang saku. Dulu aku juga sering terlibat, tapi sayang, hanya berlangsung singkat. Kedua kunyuk ini diberi waktu sampai Minggu, lalu mereka menggunakan kesempatan waktu yang dimiliki untuk menemuiku. Katanya sih kangen ngobrol. Ancrit.

Aku bergegas pulang usai meeting di kantor. Setelah ganti baju, aku menemui mereka di Circle K Indragiri. Mulai detik aku duduk di kursi meja mereka, obrolan kami tak terhenti oleh dingin Surabaya yang mulai berani merasuk. Kampret, ternyata sudah lama begini aku tak bersua dan ngobrol dengan dua orang ini.
Saling menyalahkan kemudian terjadi. Mereka menyalahkanku karena aku gak pernah ke Malang menemui mereka. Istilah sibuk, kerja mulu, serius mulu, menjadi andalan mereka untuk menyudutkanku. Aku membalasnya, kalian kampret, babi, kutu koreng, engsel pintu, ganjelan meja, tutup botol dan semua sumpah serapah nongol. Gak nyambung sih, tapi kami tertawa bersama. Sial, ini yang aku rindukan. Menyeka keruwetan di kantor dan membuka senyum yang hampir tiap hari tertahan.
Sore itu memunculkan semua kegilaan. Tertawa tanpa peduli bising jalan Indragiri dengan ratusan kendaraan yang melintas. Canda terbungkus rapi dalam kerinduan. Satu per satu dari kami menjadi objek untuk dihina, dimaki dan diolah menjadi bahan tertawa. Aku begitu menikmati kegilaan yang aku rindukan ini.
Tak ada yang menghentikan pecahnya tawa kami sore itu. Semua persoalan mulai kericuhan kasus korupsi yang baru” ini menjerat mantan Bupati Bangkalan hingga persolan negara, benua, planet, luar angkasa, semua kami bincangkan dan diubah menjadi canda. Salah seorang kemudian memperkenalkan film yang belum lama ini dia tonton dengan sangat antusias. Kebetulan kami bertiga sangat gila film. Bahkan satu diantaranya sudah pernah berguru secara langsung pada Riri Riza dan Mira Lesmana sepanjang November lalu di Makassar. Asem..!!
Sejenak, kami terlihat sangat dominan di tempat ini. Dari kejauhan, penghuni meja” lain menyaksikan kami dengan wajah kesal. Tapi ada juga meja lain yang dihuni empat perempuan dengan pakaian putih abu” melempar senyum ke arah kami. Wah, alay. Bahaya kalau mereka menghampiri meja kami. Akhirnya kami membelakangi mereka, dan kembali memenuhi ruang dengar CK dengan tawa. Tapi tiba” tawa kami terhenti.
Petang sudah menjemput sore dengan paksa saat tawa kami terhenti. Seseorang diantara kami dengan sengaja membahas persoalan asmara. Sepertinya, pembahasan satu ini sanggat berat sehingga kami menyembunyikan sementara tawa kami. Sial. Aku berusaha dikit demi sedikit mengalihkan pembahasan yang mulai ngaco ini. Untungnya, aku kompak dengan Adam, terus”an membahas persoalan asmara Mukrom yang tidak jelas bahkan abstrak. Persoalan asmaranya sama halnya dengan sosok Santa Clause yang fiktif.
Adzan Maghrib kemudian berkumandang keras seolah mengingatkan kami untuk segera beranjak dari meja ini. Aku kemudian teringat sabda Muhammad SAW suatu ketika, ‘banyak tertawa mematikan hati’. Dalam hati, terpikir apa yang membuatku sore ini sangat senang ya..? Buahahahaha.. Kemudian aku diam. Mereka lalu berterimakasih padaku.
‘Kalian gapapa..?’, tanyaku pada mereka.
‘Makasih Kid. Bukan karena becandamu yang selalu segar. Tapi terimakasih Kid waktunya’,
‘Buahahaa, Ente lebay. Yaudah kita lanjutkan di kosku’,
‘Kami serius Kid. Hadiah terbaik yang bisa Kamu berikan pada seseorang adalah waktu. Karena Kamu memberikan sesuatu yang tidak dapat diambil kembali. Dan bersyukur sekali pemberian itu datang darimu’,
Sekilas mendengarnya aku menjadi bertanya”. Apa sangat berharganya waktu bajingan kecil ini sampai kalian sangat berterimakasih..? Entahlah, dalam kasus ini, sebenarnya aku yang merasa sangat diuntungkan. Karena kalian datang tepat waktu saat aku sedang mumet. Makasih Bro. Tidak salah jika kita selalu pegang prinsip, ‘karena kita berteman lebih dari saudara’.

0 komentar:

Posting Komentar