Bukan Untuk Resolusi..

selamat datang 2018. aku hampir lupa mampir menepikan emosi privasiku di sini. aku tak hanya lupa, tapi bahkan tak ingat punya blog setengah bulan ini. terlalu banyak ruang sesak yang aku masuki tanpa sengaja. menempatkanku pada kondisi hectic yang juga membuatku sedikit panik. beruntung beberapa pesan malam ini masuk, menanyakan tentang resolusiku tahun 2018. hahahaa, aku merasa lucu. aku bukanlah anak yang suka membuat resolusi, itu sebabnya mungkin hidupku agak berantakan.

dulu sekali, aku pernah membuat resolusi. alay, dan cenderung asal. hasilnya, nihil. tak ada resolusi yang aku tulis tercapai. tapi beberapa hal lain datang dan membuatku beruntung di tahun itu. setelahnya, resolusi adalah perkara yang idealis bagiku. jika tidak punya alasan dan kesungguhan, sebaiknya hindari membuat resolusi. bagiku lagi, resolusi adalah soal keteguhan. membuatnya, berarti bersedia menempatkan sebagian besar energimu untuk fokus dan perlahan menuju ke arahnya. aku bukan orang seperti itu. aku lebih realistis. aku tak punya niat" yang akan dipertaruhkan. aku lebih suka kejutan. jadi, resolusi yang aku sebut biasanya lebih normatif, sifatnya umum dengan bermacam kemungkinan. jalan itu lebih menyenangkan.

beberapa teman malam ini bertanya tentang pernikahan. mengakhiri masa lajang dan membina rumah tangga. hahahaa. seperti aku katakan di atas, aku lebih realistis. aku jauh dari sebutan pria mapan, baik secara amal dan materi. tapi karena realitis, aku percaya kematian adalah item paling rahasia yang menyertai penciptaan manusia. jadi aku hanya berusaha mempersiapkan amal dan materiku untuk dijadikan jariyah. iya, aku bukan pria mapan, tapi aku sedang menuju ke sana, sekarang dan seterusnya.

pertama mereka bertanya siapa pasanganku. karena tidak menemukan jawaban memuaskan, pertanyaan pindah pada siapa perempuan yang dekat denganku. lalu, adakah perempuan yang dekat denganku. dan akhirnya bermuara pada sebenarnya aku ini suka perempuan atau tidak. pertanyaan" itu berputar tidak berhenti seolah jadi siklus. aku lebih senang menertawakannya. karena pertanyaan" itu datang dari teman" yang sudah lama sekali tak aku jumpai. banyak dan lama tak bersua. beberapa diantaranya baru saja mengakhiri masa lajangnya. melihat pesan" chat itu sepertinya mereka sangat senang menanyakannya. aku juga senang merasakan kesenangan mereka, meskipun itu artinya bully.

perjalananku masih panjang. dan aku belum menempatkan kehidupan asmaraku atau melengkapi iman sebagai prioritas. belum. ada kehidupan lain yang masih bertengger di pikiran dan hatiku. dan nyala api kehidupan" itu masih aku jaga. aku akan menjadi apa saja untuk itu. menjadi angin yang akan membesarkannya dan menjadi rindang pohon untuk memberi keseimbangan. apa saja.

dan, satu"nya yang aku inginkan tahun ini adalah lebih-lebih-lebih kreatif. itu saja, tapi maknanya bisa beragam. termasuk lebih kreatif membuat hatimu luluh.
Selengkapnya...