Yang Tak Adil Sejak Dalam Pikiran

Apakah Kau merutuk saat membaca judulnya? Atau simpul senyummu terbuka karena teringat salah satu istilah? Haha. Tenang, frase yang benar adalah `seringkali tak adil`, tapi untuk memadatkan gagasan dalam judul, maka jadinya begitu. Tapi mungkin Kau sudah menyadarinya, yang tak adil sejak dalam pikiran, yang kita semua punya, dan rasa.

Saya ingin menambahkan apa yang dikatakan Ali, bahwa soal cinta, kita semua pemula. Benar. Juga, kita seringkali jadi tak adil sejak dalam pikiran. Seperti: diam-diam saling menaruh rasa, tapi saling tak tau. Kita tak adil, menyembunyikan perasaan itu hingga terasing. Terkatung-katung, lalu dipungut orang lain. Bisa saja kan kita mengungkapkannya. Apapun resikonya, apapun jawabannya.

Juga seperti: Kau menaruh rasa pada orang lain dan berharap orang itu juga merasakan hal yang sama. Lalu Kau mengutuk semua hal saat kenyataannya tidak demikian. Ada juga: Kau bertemu orang baik yang selalu ada buatmu. Tapi Kau membenci dirimu sendiri karena belum bisa mencintainya, karena ada cerita lama yang belum pergi dari pikiranmu.

Ada banyak situasi percintaan lainnya, yang tak adil sejak dalam pikiran. Tapi Kau diamkan, karena Kau belum bisa berbuat banyak untuk menguasainya. Atau Kau mampu menguasainya, tapi tak ingin. Malam ini, aku adalah semuanya.
Selengkapnya...