Badai Rindu..

tidak ada rindu-rindu yang harus disampaikan. semua menjadi buih dengan terlanjur. atau mungkin sengaja. saat kita beradu jarak, atau kita yang memilihnya begitu. tidak ada rindu-rindu itu, begitu juga isyarat yang tiap malam bercumbu bersama semilir angin. karenanya, jangan ditunggu, tidak ada lagi yang seperti itu. dariku, juga darimu.

kita mendatangi badai dengan percaya. menyelam di tengahnya dengan jemawa. bermain-main tanpa melihat luka-luka. diam lalu berkejaran bersama-sama. kita tak pernah tau ada yang mengintai di kejauhan. perlahan mendekat tanpa suara. bicara terbata dengan senyum belum purna. kita mengabaikannya, juga semua pesan yang dia sampaikan dengan tangan kanan yang menggenggam bara. kita mengabaikannya. sangat disayangkan, kita mengabaikannya.

kita mendatangkan badai tanpa sengaja. diam-diam menjadikannya teman sehari-hari. menjadi lawan bicara, mendiskusikan beberapa lagu, sampai bersembunyi dari bulan purnama. kita tak tau badai itu. bentuknya, rupanya, dan suaranya. kita tidak pernah tau. hingga akhirnya dia membelenggu tanganmu, mencengkram kakiku, dan memperlihatkan sosoknya. memporak porandakan rumah yang kita tinggali dan semua yang bersemayam di dalamnya. termasuk rindu-rindu itu.
Selengkapnya...