belakangan, rinduku padamu semakin hebat. sama kuatnya dengan angin di Surabaya dua pekan terakhir. sama lebatnya dengan hujan yang turun sebulan terakhir. sejauh itu, aku pernah bertemu dan melakukan percakapan denganmu, menjelang sore, hari pertama bulan ini. singkat, sayangnya membekas dengan sangat. dan Kamu, diantara kotak jendela yang memisahkan tempat kita berdiri, tersenyum gak jelas ke mana diarahkan. Kau melihat ke kanan tapi senyummu menusukku dengan tajam. apa Kau tidak tau bahwa aku sangat menyukai senyum itu..? dan pada senyummu, berdiam rindu. padahal...
selama ini aku hadir dengan ketukan-ketukan. nada yang tak akan Kau lihat kecuali dengan sentuhan-sentuhan. di dalamnya berisi pesan. berupa teks dan animasi yang memuat kerinduan. aku tak mengharap pelukan. atau sebuah genggaman dari tanganmu tak berkesudahan. itu terlalu mesra, dan aku hanya bajingan tanpa aturan. aku hanya ingin agak lama bersamamu dalam satu episode pertemuan. bukan papasan. aku tidak peduli jika itu adalah perbincangan panjang yang menjemukan. atau duduk melamun dan saling diam bertatapan. selama itu bersamamu dan di dekatmu, sudah cukup menuntaskan kebekuan. tapi...
aku sudah tidak lagi tau kabar cuaca di hatimu. masih mendung atau kelabu. masih merah atau biru. sudah terisi dua atau masih satu. entah dia atau namaku. meskipun aku tidak lagi peduli siapa yang sudah membuat tawa di hari"mu. aku sudah cukup rela jika nantinya bukan padaku senyum itu mengarah dan beradu. sudah cukup bagiku jika aku melihatmu. dari dekat atau jauh. meskipun...
seringkali mendung datang menutup hari. menebar ketakutan dalam bayang. melukai senja sampai petang berhari-hari. dan menceritakannya pada malam yang hingar dengan kesenangan. aku tidak ragu, hanya sedang gelisah kalau" Kau pergi tanpa bilang. aku hanya ingin menyiapkan ruang. tempat yang tak akan Kau lihat hanya dengan satu mata. satu rupa. tanpa tanda-tanda. di sana berisi kata-kata. rusuh dan kumuh. tempat bernaung para hujatan dan benci. menampung semua bedebah dan makian keji. sesekali aku akan mampir, untuk menghujat dan memaki, jika aku sudah tak bisa lagi menahan rindu, nantinya. karenanya...
aku berdoa, semoga hari" ke depan cuaca cerah. tidak ada lagi cemas karena mendung. lari karena hujan. dan panik karena genangan. juga agar Kamu baik" saja. dan mau terima kenyataan kalau aku pernah menatapmu lama dengan sengaja. di satu meja, terpisah hanya oleh udara. membuatmu malu. membuat selingkar rona. menjadikanmu canggung dan akhirnya balik membuatku malu berantakan. itu hanya cerita. itu dulu. jauh sebelum semua bebatuan yang kita pijak melebar, menjadikannya jarak dan membuat kebekuan. tapi harusnya diulangi. waktunya tepat. karena rindu ini datang semakin hebat..
Selengkapnya...
Semakin Hebat..
Satu Kalimat..
aku lelah, capek dan merasa ngantuk. harusnya Kau kirim satu kalimat sayang, agar mereka pergi dari dalam tubuhku. agar rinduku yang terlanjur berdiam lama dan menumpuk, bisa keluar dan melawan mereka yang memenjerakanku. aku diam duduk di meja redaksi, tanpa tau di mana gelap menyembunyikan terang dari pandangan. aku menggerakkan semua jemari, seolah tidak peduli semua resah yang sedari tadi hinggap. memburuku, seakan mengajak berlari keluar lintasan, tempatmu mengaliri rindu.
sekali lagi, harusnya Kau kirim satu kalimat sayang untukku. bukan untuk mengantarku tidur dan lelap. bukan juga agar cerita kita bergema seperti roman dan mengalun romantis. apalagi untuk menemani senja yang sudah lama tak aku lihat itu. bukan. tapi agar aku bisa berdiri dari tempat duduk ini, dan membuatkanmu satu teh hangat, sementara aku membuat secangkir kopi, tentu untuk aku minum sendiri. agar aku bisa menggerakkan bibir, buat bicara padamu, tentang.......apa ya. banyak hal lah. tentang semua pertemuan kita yang sudah lama sekali terjadi. atau juga aku hanya akan mendengarkanmu, bercerita tentang hatimu yang sekarang sudah terisi.
aku ingin menulis hal lain sebenarnya. masih tentangmu. banyak hal. tapi aku ingin menyicilnya, karena menulis tentangmu selalu memberi energi lain yang aku sendiri tak tau namanya. tentang wajahmu yang belum pernah puas aku pandangi. tentang benang hitam diantara kaki-kaki kita yang saling membelakangi. atau aku hanya akan mendengarkanmu, bercerita tentang suaramu yang sekarang tak hanya meluruhkanku. tentang masa kosong, awal Kau mulai menjauh, meludahi garis dan memberikan jarak antara kita. aku lelah, aku ingin diam. aku hanya ingin duduk di dekatmu, mendengar semua ceritamu. tak peduli jika Kau sudah memilih lainnya.
aku lelah, aku ingin tiduran. menyandarkan kepala di atas meja dan memandangi lama wajahmu. dari dagu sampai ujung jilbabmu. mungkin pandanganku akan berhenti agak lama di matamu, yang judes. jahat dan tajam. lalu berubah teduh dan mengantarkanku terpejam. tapi aku pastikan bisa mendengar suaramu. karena aku tak tidur, hanya sengaja memejamkan mata sebentar. lalu aku kembali hadir di ruang rindu yang kita ciptakan. karenanya, sebaiknya segera Kau hadirkan satu kalimat sayang untukku. agar aku bisa memperpanjang semangat menulis lagi tentangmu..
Selengkapnya...