Cerita Untuk Kau Dengar..

Dengarlah, ini hanya ceritaku. Cerita yang belum pernah aku ceritakan pada siapapun sebelumnya. Cerita ini tidak terlalu menarik, karena di dalamnya tak akan ada yang membuatmu tertawa terbahak” saat seperti Kau bertemu denganku di kehidupan nyata. Cerita ini juga tidak terlalu serius, karena di dalamnya hanya berisi curhatan seorang pemuda MALAS yang banyak Kau temui sebelumnya di jalanan. Sebelumnya, terimakasih sudah membacanya. Tentunya aku akan lebih bersyukur jika Kau melakukan sesuatu setelah membaca cerita ini.
Beberapa bulan lalu aku sudah melakukan kesalahan yang tak mungkin dimaafkan oleh diriku sendiri. Kesalahan yang membuat semua manusia di dekatku kecewa; aku tidak menepati janji. Sebuah janji biasa oleh seorang anak pada keluarganya. Tapi bagiku, janji ini jelas sangat penting. Mungkin Kau akan langsung tau bahwa janji yang aku maksud adalah segera lulus dari kampus ini. Tapi aku mengingkarinya. Aku terus menundanya dari setahun lalu. Mulai dari Mei, September, November dan ternyata Februari juga terancam.
Aku tau bercerita seperti ini tidak akan membantu. Karena solusinya hanya satu, just work it. Benar begitu kan?! Tentu saja seperti itu. Aku juga tau kalau hal semacam ini terlalu gampang untuk aku tau jalan keluarnya. Aku juga dengan jelas tau bahwa solusi dan pesan yang muncul dari luar hanya menempati sebagian kecil semangat dalam diri. Karena sebenarnya peran yang menguatkan diri kita muncul dari dalam. Lagipula aku sudah melakukan ini berkali”. Yah, aku sudah berkali” diberi semangat dari orang” lain di sekitarku.
Hahahahhaa.. Benar. Kesimpulannya hanya satu; aku MALAS. Aku tidak tau secara pasti apa yang menyebabkan hal itu. Bukan karena aku terlalu menyibukkan diri dengan aktifitas” lain seperti konsekuensi menjadi penasihat di Komisariat HMI FISIP atau terlalu terlena dengan jabatan sebagai Direktur Lembaga Pers Mahasiswa Islam Cabang Malang. Atau terlalu baik meluangkan banyak waktu untuk teman”ku yang butuh pertolongan tentang kepenulisan dan seputar jurnalistik. Itu tak ada. Tak sama sekali bukan itu problemnya. Tapi berasal dari dalam. Begitu, dan terus begitu.
Aku pun sudah berkali’ bahkan ratusan kali mendapatkan nasihat dari semua orang dengan berbagai macam profesi. Aku bahkan pernah berpikir bahwa mengerjakan tugas akhir ini membutuhkan mood. Walaupun seringkali pikiranku memberontak dan menyodorkan pertanyaan ‘bagaimana jika mood yang Kau tunggu tak kunjung datang..?!’. Dalam cerita ini aku tak ingin menanyakan padamu ‘apa yang harus aku lakukan..?!’. Bagiku saat ini pertanyaan itu adalah pertanyaan paling menyedihkan. Lagipula aku tau yang harus aku lakukan. Tapi aku lemah dalam hal eksekusi. Aku sama sekali tidak tau cara memulainya. Aku tidak tau cara memulai untuk membunuh rasa MALAS ini. Mereka perlahan menggerogotiku bahkan mereka bersemayam dan serasa menyatu pada tubuh kecil ini. Aku menyadari ada seseuatu yang salah dalam diriku.
Jika Kau baca ini, aku ucapkan terimakasih banyak.

0 komentar:

Posting Komentar