Just Me, My Self and Holmes II

Kesepian di bulan ini terus berlanjut dan berkelabat dalam setiap detik yang aku lewati. Siang ini juga demikian. Banyak tinta yang aku goreskan dengan semangat menyentuh takdir yang aku harapkan selama hidup. Tintan-tinta ini tak kunjung memberikan kesatuan ide dan isu yang sering aku temukan ketika menemui rindu. Aku tidak menyerah, hanya saja bising yang mendiami kedua istana yang aku tinggali ini membutakan kejelian visual dan memasung bagian penting di kepalaku.
Terik matahari di luar siang ini memaksaku terus berada di dalam ruangan penuh irama sendu. Namun di tengah kesadaran yang menimpaliku saat berbaring, mengajakku bergejelaga di antara obrolan Holmes pada Watson. Dalam kasus ‘Mazarin Stone’, Holmes berucap ‘otak bekerja lebih baik saat perut kosong. Bagian terpenting tubuhku adalah otak, anggota tubuhku yang lain hanya pelengkap.’ Apa yang diucapkan Holmes kembali mengingatkanku pada salah seorang guru yang pernah mampir dalam mengecap pendidikan. Bedanya, ini adalah guru yang lebih agamis dan perfeksionis.

Sesekali dalam setiap harinya, guru ini selalu mengingatkan padaku dan yang lain bahwa shalat adalah tiang agama. Jika diibaratkan manusia, shalat adalah kepala, anggota tubuh paling krusial. Anggota tubuh lainnya bukan tidak penting, tetapi melengkapi aktifitas dan kinerja kepala dan semua isinya. Jadi, saat kepalamu tidak ada bisa dipastikan Kau tak akan hidup. Walaupun sebenarnya seringkali juga teman’ yang lain menyertakan protes bahwa tidak sepenuhnya benar begitu. Karena saat dirimu kehilangan perut, Kau juga akan mati. Terlepas dari itu, ada sebuah sinkronisasi khas yang selalu terbayarkan saat aku mengingat quote klasik ini.
Ketika sebagian hidupku hilang hanya untuk berpikir dan memaksa otakku bekerja lebih giat demi berspekulasi mempraktikkan sebuah konsep yang pernah diajarkan, ada sebuah hal yang aku dapatkan walaupun kebanyakan tersirat. Genangan kreatif yang selalu hadir mencumbu di saat” kritis dapat menenggelamkan keputus asaan yang rutin menggoda. Maka akhirnya, kesadaran akan pentingnya otak ini sangat tepat hadir di awal. Sehingga penggunaan dan pemanfaatannya pun dapat meluaskan sasaran. Seperti yang terjadi sebulan belakangan ini. Karena tak kunjung angkat kaki dari kampus, maka konsekuensinya adalah sesegera mungkin mempekerjakan bagian terpenting ini lebih dari standart jam biasanya. Terutama hal itu sangat dibutuhkan untuk membiayai hidup dan studi.

0 komentar:

Posting Komentar