Pagi ini hujan membasahi hari pertamaku di Kota Pahlawan. Menyisakan genangan air yang harus aku lewati dengan kaki” kecilku. Aku bahkan harus melompat dengan kuat atau mencari celah di trotoar untuk menyebrangi genangan ini. Sebuah aktifitas yang aku inginkan juga untuk melewati genangan kenangan saat aku bertemu dan melihat setiap senti senyummu. Wajahmu terlalu sulit untuk aku lupakan. Benar” sulit.
Pagi ini Surabaya diguyur hujan dengan lalu lintas yang padat. Bahkan dari Suara Surabaya Radio, aku mendengar ada aktifitas kriminal yang dilakukan oleh tiga preman di daerah sekitar ITS tadi jam 06.22 pada sebuah mobil dengan memecahkan spionnya. Aku ingat bahwa aku juga melakukan kejahatan padamu di setiap pagiku dua bulan terakhir ini. Memikirkanmu adalah tindakan kriminal bagiku.
Wajahmu tak hanya mampu menyihir setiap pagiku dan menyesaki siangku, tapi juga melumpuhkan soreku dan menghangatkan malam” dinginku di Malang. Bahkan saat aku mencoba melukis pagiku, hanya senyummu yang muncul untuk aku deskripsikan. Sungguh keterlaluan. Aku tak sadarkan diri saat memikirkanmu. Memikirkan setiap jengkal pertemuan sekilas yang pernah ada. Padahal aku sudah berusaha untuk tak menemuimu. Tapi Tuhan selalu mempertemukan Kita di saat” yang tak terduga.
Berat rasanya memulai pagi ini. Pagi yang mengharuskanku bergelut dengan dunia baru di dunia jurnalistik. Mengintegrasikan on air journalism dengan new media. Ditambah lagi hujan membungkuk dan tak kunjung menghadirkan sebuah jawaban untuk hangat yang sedari tadi menyapa. Dan Kau. Kau hadir di tengah” mereka. Kau hadir di setiap pandanganku. Kau menyapa setiap cuaca untuk mampir di diriku hingga aku merasakan springtime lebih awal. Aku ingin sekali menepikanmu. Karena terlalu sakit saat aku tak menyapa pagimu atau membaca pesan larut malammu dengan bahasa Lucas Podolski itu.
Kau tau, hati dan raga ini terlalu mengharapkanmu hingga kagum menjadi duri.
Kejahatan Pagi Hari..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
langsung eksekusi kanda, :D
Posting Komentar