Petaka Rindu..

Kiranya, apa yang sebenarnya membuat manusia merindu..?
Pagi ini, di tengah kamar, duduk di kursi dengan laptop yang terbuka di atas meja, kalimat ini benar” mengusik semua organ dalam tubuh mungil ini. Aku tak hanya mengingat satu” jawaban semua orang tentang pertanyaan tersebut. Tapi aku juga mencari tau tentang semua kegelisahanku akhir” ini. Padahal, aku sudah memutuskan untuk membuang emosi semacam ini. Aku ingin mengalihkannya pada hal lain yang mungkin, menurut banyak orang, lebih utama. Tapi sekali lagi, aku terjebak untuk menduakan pengaruh dalam hidup.
Apa benar kata orang, bahwa manusia bodoh..? Selalu terlambat tau saat semuanya usai. Menyadari semuanya setelah satu momen berakhir..? Apa aku senaif itu..? Membentangkan jarak, kemudian tersadar saat semua menjauh..? Lalu menyesal di tengah keramaian kicau burung saat pagi datang..? Tidak, sebenarnya aku tidak sebodoh itu. Tidak. Aku hanya terlalu jumawa untuk menyimpan semuanya sendiri. Berharap emosi itu hilang dan meninggalkan ampas agar tak ada yang tau, termasuk sebuah nama yang sengaja, mungkin tidak sengaja, masuk terlalu jauh dalam hidupku.
Apa hanya karena jarak..? Atau karena percakapan yang sudah tak lagi hangat..? Hahahaa, mulutku tak henti bertanya. Sedangkan hati mulai khawatir, berada dalam ketakutan kalau hal itu akan benar adanya. Atau, karena aku tak lagi mendengar suara riang yang kadang hadir tanpa diminta..? Atau apa..? Atau aku harus menengadahkan kepala sendirian..? Berpura tenang dengan menarik nafas dalam” dan membuangnya saat sudah sampai di rongga dada..? Entahlah, aku hanya menebak, menerka apa jawaban sesungguhnya.
Atau, tidak hanya aku yang begini..? Diam”, Kau juga menyimpan rindu dan memilih untuk diketahui oleh dirimu, sendiri..? Jangan, aku berharap tidak. Karena rasanya sangat menyedihkan, merindu dan tak diungkap. Rasanya tak enak. Sesekali hanya sakit yang Kau rasa. Kemudian, dengan amarah yang Kau punya, seolah Kau ingin menyudahi pagi dengan menutup tirai jendela. Mungkin Kau bisa menutupi terang, tapi tidak dengan suara itu. Suara burung yang aku bilang tadi, kokok ayam dan lalu lalang kendaraan yang tak bisa Kau hentikan.
Jika seperti ini pilihannya, aku ingin bertanya, pertanyaan selanjutnya. Sampai kapan akan seperti ini..? Merasakan resah yang mengoyak dada. Berdetum keras dan tak mau pelan. Padahal, aku masih ingin menyelesaikan banyak tulisan hari ini. Aku juga ingin menyiapkan diri jika nanti teman datang mengajakku keluar kamar. Sampai kapan..? Sampai semua jawaban aku ingat satu”..? Atau sampai aku menyudahi tulisan ini..? Kalau begitu, akan aku coba. Ya, mengakhiri tulisan ini..

Hari Pertama Agustus 2015..

0 komentar:

Posting Komentar