Talak 3; Pesan Moral yang Segar..

Apa jadinya jika sepasang suami istri yang sudah bercerai dengan vonis talak 3 ingin rujuk? Itu yang sedang diusahakan Bagas dan Risa setelah 3 bulan pengadilan negeri mengabulkan gugatan cerai mereka. Keinginan rujuk itu semakin menjadi setelah kerjaan utama mereka berdua menjanjikan bayaran besar yang akan menyelamatkan kondisi keuangan keduanya. Syaratnya, keduanya harus kembali bersatu. Tapi, niatan rujuk tersebut baru berhasil setelah si perempuan melewati satu kali pernikahan lainnya atau yang disebut muhallil. Jadilah Bagas dan Risa mencari seorang pria untuk jadi suami 'sementara'.

Usaha mencari muhallil ini tidak mudah. Dari seorang kenalan Bagas sampai mantan pacar Risa saat SMA sudah didatangi sebagai kandidat suami sementara ini, tapi selalu saja ada kriteria penting yang mengharuskan si kandidat gugur. Sebelumnya, Bagas juga sudah melakukan cara melanggar hukum dengan membuat identitas palsu dan menyuap, tapi juga tidak berhasil. Pada akhirnya, mencari muhallil tetap dilakukan dan pilihan tersebut jatuh pada Bimo; teman kerja Bagas dan sahabat Risa sejak SD.

Singkat cerita, Bimo harus melakukan peran sulit pertamanya sebagai orang yang akan melamar Risa, yaitu menaklukkan hati Budhe Risa. Tapi masalah utama muncul, benih-benih cinta antara Bimo dan Risa hadir di tengah usaha rujuk ini. Persoalan semakin runcing setelah Bagas mengetahui perasaan keduanya. Semua konflik ini bisa Kamu saksikan di film Talak 3, yang masih tayang di beberapa bioskop Indonesia hari ini.

Umumnya, animo orang nonton film karena keterkenalan salah satu unsur di dalamnya. Entah pemain, sutradara, penulis skenario atau cerita (diadaptasi dari novel terkenal atau biografi). Bahkan beberapa calon penonton menjadikan unsur-unsur itu sebagai jaminan kalau film tersebut bagus. Film ini, banyak. Pemainnya, Vino G Bastian sebagai Bagas, Reza Rahardian sebagai Bimo dan Laudya Cintya Bella sebagai Risa. Soal reputasi, ketiganya tidak perlu lagi diragukan. Vino adalah aktor utama terbaik FFI 2008, Reza menerima penghargaan yang sama di tahun 2010 dan 2013, sedangkan Bella sudah malang melintang di banyak sinetron, FTV dan film bioskop sejak masih sangat belia. Maka, kombinasi ketiganya dalam satu film, itu keberuntungan kita sebagai penonton.

Sutradaranya dua sineas kreatif; Hanung Brahmantyo dan Ismail Basbeth. Mungkin Kamu sudah tau karya-karya Hanung, tapi agak asing dengan Ismail. Pria 30 tahun ini memang besar sebagai sutradara film indie. Tapi tahun lalu, Ismail adalah penerima piala FFI ‘Sutarada Terbaik’ lewat film bioskop pertamanya ‘Mencari Hilal’. Sudah? Belum. Sampai di sini mungkin Kamu merasa tulisan ini muji habis”an film Talak 3. Santai, penulis bukan tipe gawat muji karena hal” tertentu, tapi film ini memang maksimal menyajikan semua komponen dalam film. Hanung, Ismail serta Hilman (penulis skenario) terasa berhasil mengeluarkan kemampuan akting ketiga aktor utamanya, sehingga alur ceritanya kuat dan konflik yang dibangun benar” greget.

Talak 3 tidak hanya memberikan cerita adem dengan konflik, tapi kesegaran ide beserta pesan moralnya. Kehidupan rumah tangga sederhana yang dimunculkan Talak 3 seolah nyata bisa ditemui di sekitar kita. Pasangan muda, kerja keras, egoisme, ekonomi kreatif, intrik, pengkhianatan, persahabatan, kejujuran, cinta terpendam dan ikhlas. Semuanya mengepung film ini dengan persoalan yang seakan tiada putus sejak awal. Lalu jujur pada diri sendiri yang bermuara pada ikhlas muncul sebagai antiklimaks. Segar.

Belum lagi latar tempat yang dipilih kedua sutradara ini adalah Jogjakarta; wilayah yang penuh dengan kreatifitas dan budaya. Kamu yang pernah, datang, tinggal di Jogja terasa diajak bernostalgia dengan jalan-jalan, bangunan ikonik dan tempat wisatanya, meskipun cuma satu. Sekaligus jadi nilai minus yang penulis temukan, eksplorasi latar tempat yang tidak banyak. Hanung dan Ismail tau betul memainkan sisi emosi lainnya; romansa.

Sampai tulisan ini dibuat, 2 pekan di bioskop, Talak 3 menempati posisi kedua film Indonesia dengan penonton terbanyak (368.736)*. Btw, seperti biasa, Hanung (sepertinya beserta Ismail) muncul di salah satu adegan. Hmmm, dengan kesotoyan ilmu film yang penulis buat, nilai film Talak 3: 8.5/10. Layak ditonton.


*sumber: filmindonesia.or.id

0 komentar:

Posting Komentar