Menyudahi Keresahan..

tidak semua resah bisa padam oleh malam. sengaja memejamkan mata dan berpura tidak terjadi apa". saat bangun, saat membuka mata pertama kali pagi hari, gelisah itu masih ada. hanya sebentar reda dengan nada yang berbeda. berulang kali gundah itu aku kumpulkan di dada. menepikannya bersama serpihan tumpukan penyesalan yang lalu-lalu. orang" bilang itu persoalan asmara. aku bahkan tidak peduli dengan asmara. dengan semua drama yang menyertainya. dengan semua kebusukan di dalamnya. mungkin suatu hari iya. tapi tidak sekarang. tidak selama aku masih bisa memiliki sumber lain menemukan tawa.

akhir" ini resah itu berkubang di dalam raga. betah berlama" dan menjangkiti hampir bagian indera lainnya. bukan maksudku membiarkan. memberi ruang dan masa untuk menjadikannya tuan. aku hanya tak ingin lagi membuang tenaga untuk satu perhatian. atau mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. kembali menemukan sumber persoalan dari awal. hal" yang tidak ingin aku mengerti. karena kadang membiarkan diri dalam ketidaktahuan jauh lebih baik, untuk beberapa kasus.

aku masih bersama segelas kopiku saat menulis ini. menimbang banyak perihal sengaja maupun tidak, yang mampir di hidupku. aku ingin memindahkannya ke tempat lain, tapi entah ke mana. aku tidak ingin wajahku terlihat muram dan membuat wajah lain di depanku geram. banyak hal yang tidak bisa diceritakan hanya karena bertatap muka. berdampingan di satu tempat duduk atau bersebrangan di lebarnya meja makan. menceritakannya via suara bisa lebih baik, atau tidak. membicarakannya dalam banyak penggal kalimat di aplikasi perpesanan bisa lebih baik, atau tidak. aku tidak tau. mendiamkan dan menunggunya luruh juga bisa lebih baik, atau tidak.

malam ini aku memilih menuliskannya, meskipun tidak satupun kata yang mendeskripsikan keresahan itu. negara ini sudah carut marut. kita yang di dalamnya berpura sedang tidak terjadi apa". banyak yang mulai gila memikirkannya. mendewakan cara berpikir. dan ada yang menjadikan dirinya dewa dalam banyak urusan. merasa paling benar dan berkoar berpendapat. keresahan ini jauh lebih kecil dari persoalan bangsa ini. membaca tulisan ini pun hanya akan membuat beberapa detik terbuang. jadi, aku akan menyudahinya.

0 komentar:

Posting Komentar