Rindu Kopi Begini..

aku tidak punya banyak tempat untuk memenjara rindu. kadang, dia keluar sendiri tanpa aku ingin. bercengkrama dengan banyak benda yang dia pikir berasal dari satu peraduan. dia hanya tidak tau dari mana dia diciptakan, dari mana dia dihembuskan lalu hidup bersemayam di ingatan. bukan malam ini yang aku ingin bicarakan, tapi kemarin sore. saat kopiku bukan berasal dari bubuk kopi yang aku giling sendiri. di rumah, aktivitas itu sudah lama tidak terjadi. seringkali kopiku, berasal dari bungkus yang digunting, bukan biji yang digiling.

sore masih sangat muda, bahkan kumandang adzan Ashar baru dua puluh satu menit berlalu. aku memainkan gelas berisi kopi susu dan krim. aku menghirup aromanya. sudah lama sekali aku tidak minum kopi susu sachet. aku bukan membencinya, aku hanya jarang punya kesempatan bertemu dengannya. kopi sachet juga dari petani. di luar sana, ada orang" alay yang terlalu sentimen dengan kopi dari pabrik, alasannya bisa beragam. satu diantaranya dianggap tidak pro petani kopi, hahaha alasan picik dan sempit. memang dari mana asal kopinya jika bukan dari petani. atau, biar dianggap lebih 'ngopi', atau ngopinya lebih 'tulen', lebih ini dan itu. atau terakhir, kopi sachet itu cerminan pemilik modal. ah, itu juga alasan.

aku bukan merindukan kopinya, tapi orang" yang duduk bersamaku. di rumah, Bapak yang minum kopi begini, kopi susu sachet. kami duduk berdua, bertiga dengan temanku atau teman Bapak atau berempat bahkan lebih. tapi aku, tetap dengan kopi yang aku bawa dari Surabaya, biasanya. dengan kopi susu sachet begini juga, biasanya aku bersama temen" PKI. duduk bersila melingkar dengan banyak obrolan. atau mengitari meja di warung kopi depan kampus, tetap dengan banyak obrolan. mereka yang sudah lama tidak aku jumpai. ternyata sudah lama sekali aku tidak minum kopi susu sachet begini.

sore ini, aku kembali memikirkan rindu" itu. aku kumpulkan bersamaan dengan gelas yang aku goyang"kan daritadi. aku sendiri. Bapak masih melaut, dan teman" PKI masih di rumahnya masing". sore ini aku pejamkan mata, membayangkan obrolan apa yang biasanya kita utarakan dengan kopi begini. beberapa diantaranya aku rekam, aku ingat dan aku penjara. lainnya, aku tuangkan bersama suara seruput kopi ini. nikmat sekali. rasanya, aku juga harus bertukar rindu" begini denganmu, jika memungkinkan.

0 komentar:

Posting Komentar