malam yang jenuh. bulan separuh, tapi keraguan masih utuh. bersemayam di balik rindu, ragamu, dan ragaku. kita hanya menjalani hari-hari. tapi kata-kata sembunyi. mengheningkan getar dan menumpuk sepi. jangankan puisi, udara yang Kau hirup pun tak berbunyi. ternyata, kita memang dipenuhi keraguan.
aku tau, Kau juga sedang menatap malam yang sama. langit yang sedang berkabut dan bulan yang setengah tertutup. berotasi pelan menyesuaikan pandangan orang-orang. pandanganku juga. yang pertemuannya tak pernah berusia lama di dekat pandanganmu. kabur, tidak menjelaskan apa-apa dan meninggalkan banyak tanya.
apakah, kita yang menciptakan keragu-raguan itu atau memang dia memilih kita sebagai inangnya? jika Kau bisa menjawabnya, mungkin kita masih di malam yang sama untuk membicarakan ini sepuasnya. di malam yang tidak pernah memberikan tangan kita jarak yang seringkali disebabkan oleh lebarnya meja.
tapi, apakah benar, bahwa keraguan itu ada di antara kita..?
Selengkapnya...
Malam yang Ragu..
Setengah Cangkir Kopi..
apa yang bisa Kamu lakukan dengan setengah cangkir kopi? inderanya tidak utuh. jika dia bisa bicara, dia sedang tidak bisa mendengar. jika dia bisa mendengar keluhanmu, dia tak bisa memberimu tanggapan. dia hanya mengangguk tanda dia mendengar. dan Kau kecewa karena dia tak pernah berkata `iya`, juga `tidak`.
setengah cangkir kopi akan menatapmu menulis, mungkin saat Kau membaca, atau saat Kau mendengarkan lagu yang sebenarnya tak pernah ada di playlist. sesekali setengah cangkir kopi akan menatapmu kembali, dengan sebelah mata. karena dia tidak utuh. dia berkedip berat, seolah tidak dipedulikan olehmu.
Kau pun berhenti bicara, dan mulai menghirup harumnya yang mulai pudar. Kau tenggak satu, atau dua kali. Kau lalu berpikir untuk menghabiskannya saja. dan beralih pada aktivitas lainnya, tentu ditemani dengan cangkir kopi lain lagi.
setengah cangkir kopi, adalah kopi yang tidak utuh. Kau tidak bisa menikmatinya dengan teman, sahabat, atau orang yang Kau anggap saudara. tidak bisa. karena kopimu hanya setengah cangkir saja. isinya setengah, yang membuat obrolan menjadi singkat. pertemuan menjadi canggung. setengah cangkir kopi akan mengalihkan malam oleh pesan-pesan obrolan dalam gawai. setengah cangkir kopi, seringkali merusak suasana meja obrolanmu. karena setengah, Kau harus berpihak.
tapi Kau, jangan bertanya apa yang bisa aku lakukan dengan setengah cangkir kopi? jangan. karena aku tidak pernah berharap kopiku tinggal setengah. dan tidak utuh. Selengkapnya...
setengah cangkir kopi akan menatapmu menulis, mungkin saat Kau membaca, atau saat Kau mendengarkan lagu yang sebenarnya tak pernah ada di playlist. sesekali setengah cangkir kopi akan menatapmu kembali, dengan sebelah mata. karena dia tidak utuh. dia berkedip berat, seolah tidak dipedulikan olehmu.
Kau pun berhenti bicara, dan mulai menghirup harumnya yang mulai pudar. Kau tenggak satu, atau dua kali. Kau lalu berpikir untuk menghabiskannya saja. dan beralih pada aktivitas lainnya, tentu ditemani dengan cangkir kopi lain lagi.
setengah cangkir kopi, adalah kopi yang tidak utuh. Kau tidak bisa menikmatinya dengan teman, sahabat, atau orang yang Kau anggap saudara. tidak bisa. karena kopimu hanya setengah cangkir saja. isinya setengah, yang membuat obrolan menjadi singkat. pertemuan menjadi canggung. setengah cangkir kopi akan mengalihkan malam oleh pesan-pesan obrolan dalam gawai. setengah cangkir kopi, seringkali merusak suasana meja obrolanmu. karena setengah, Kau harus berpihak.
tapi Kau, jangan bertanya apa yang bisa aku lakukan dengan setengah cangkir kopi? jangan. karena aku tidak pernah berharap kopiku tinggal setengah. dan tidak utuh. Selengkapnya...
Langganan:
Postingan (Atom)