Selamat Lebaran, Nek.

halo, Nek. gak kerasa udah lima kali lebaran. lima musim juga, rumah tidak lagi sama. kumpul keluarga masih selalu menyenangkan dan penuh nostalgia, tapi tanpamu, kumpuk-kumpul itu sporadis. namamu hadir hanya untuk dikenang dalam obrolan. kadang, mengenangmu adalah tujuan utama kumpul-kumpul itu.

kami baik-baik saja, Nek. ini sudah hari ketiga lebaran dan saya baru bisa pulang ke rumah. katanya, di hari pertama kemarin lusa, Kak Reza, Lilid, dan Iin ke rumah. Mbak Iseh dan Kak Aziz juga di rumah. sedangkan Sinal dan Zein memang menghuni rumah. hanya Kak Hakim, saya, dan Nurul yang gak bisa join, karena ada di Surabaya. oia, Nurul sudah kerja. tahun lalu dia sempet magang di Trans Hotel Bandung dibantu Kak Aas, tapi karena Covid-19, semua anak magang luar kota harus dipulangkan termasuk Nurul. padahal baru dua minggu.

September setelahnya, dia nyari tempat magang lagi. susah banget, karena banyak hotel merugi dan tutup. adapun, pasti gak dibayar. dan benar, setelah dibantu sekolahnya, dia keterima magang di Four Point by Sheraton. enam bulan, lumayan menguras tenaga dan pikiran. saya selalu takut dia sakit, karena dia tinggal di lingkungan kerja yang banyak gak mematuhi protokol kesehatan. ngomong-ngomong, kita sedang di masa pandemi covid-19, Nek. udah lama, sejak Maret 2020di Indonesia. gak penting juga dikabarin. karena di sana pasti Nenek udah ketemu beberapa orang yang mati karenanya. singkatnya, saya juga pernah menderita penyakit ini. alhamdulillah tidak parah, tidak ada gejala serius. tapi pikiran saya tercabik-cabik sama situasi yang menyertainya. bahkan, setelah sembuh pun, Ibu yang mendengar kabar ini gak bisa tidur berhari-hari. Sinal sudah berhenti kerja. sekarang bantu ibu-bapak di rumah. sedangkan Lilid, menikah. sepertinya ini jadi kabar yang harusnya saya kasi tau pertama ya, Nek. hahaha. maap maap. prosesnya serba cepat. menemukan pasangan, undangan, dan pernikahannya tanpa banyak ba bi bu. saya belum kenal dengan suaminya, belum pernah salaman juga. tapi kata Kak Reza, orangnya baik. ya saya percaya saja. selama Jober senang dan nyaman, semua ikut bahagia. dan semoga selalu bahagia. saya ingin menulis kalimat yang mengancam di paragraf ini, tapi sepertinya belum dulu. Iin. nah, si ngol ngol kuliah di Ngudia Husada, kampus Kak Reza jadi dosen. jadi sudah ada yang menjaga. selain itu juga deket rumah. gak seperti Lilid yang jauh di Jogja atau Mbak Iseh yang sempat jauh di Cianjur. itu kan yang selalu Nenek khawatirkan..? cucunya jauh, dipenuhi gelisah, dan digoda gelapnya kehidupan. tenang, Nek. kami akan saling menjaga. dan karena situasi pandemi ini juga, berbagai kebijakan banyak diterapkan untuk mencegah orang berkerumun, Nek. itu juga yang membuat Kak Hakim belum bisa pulang ke sini. ada penyekatan di Suramadu. rencananya Selasa akan pulang, saat penyekatan berakhir. hmm, tulisan ini tidak banyak menjatuhkan kata rindu. tapi di banyak kesempatan, namamu selalu kami sebut dalam doa, bersamaan dengan al-fatihah, kadang yaa-siin. maap kalau kepanjangan, Nek. sepertinya harus disudahi biar Nenek bisa istirahat lagi.

0 komentar:

Posting Komentar