Ketika semua yang dilihat serasa menyempit
Bukankah itu karena kau yang sedikit
menganggap keagungan adalah penyakit
Tidak. Itu rasanya tidak benar.
aku keliru menilai sekelilingku dengan mata
sehingga kuragukan hati saat mengoceh
Kusetir kerinduan api amarah dalam-dalam
menyeruak, membuncah mendengarkan kesah
Begitu, rasanya keberadaan ini harus berdarah
Menusuk tangan syetan di telapak pikiran
Kemegahan langit memudar kehitaman
disiang hari yang penuh kebahagiaan
Mentah, karena sekarat akan beban
jujur, aku tak ingin nilai itu kuberikan
Menjadi buruk dengan tanda-tanda
bahwa aku bukan manusia seperti dia
Ingin rasanya berhenti bermimpi
Menyandang kekuatan bumi dan berdiri
Tak usah tegak, aku sudah belajar mandiri
Bukan ini yang akan musnah karena duri
Tapi perisai yang melindungi harga diri
Kehormatan bisa aku dapat saat berlari
Apa aku berbohong..?
Ini bukan omong kosong
Bukan sekedar bualan
juga bukan ucapan orang gila
Tapi kepenatan dari pikiran
Selalu mencari tanpa tau selingan
Selanjutnya dua dunia itu terbang
dengan angkuh, bayangan putih hilang
bersama kabut di pagi cerah
apa aku terlihat berdusta..?
Burung sering berkicau dengan riang
Tapi ini bukan kicauan burung
juga bukan isapan jempol
Semuanya akan berakhir
Kenanglah keindahan sejarahmu
Kau pasti butuh itu
Terus berlalu
Namun tak pernah berlalu
Menanamkan bayang semu
dalam kecaman dunia maya
Bukankah kau juga pesakitan
Menangis dan tertawa bersamaan
Kau anggap kau orang tenang..?
Gila, bisa jadi seperti itu
Karena kau belum tau siapa dirimu
apa tujuanmu selama ini..?
apa yang kau tuju..?
apa benar kau punya tujuan..?
Sumenep, 31 Jule 2007
0 komentar:
Posting Komentar