Malam ini aku tergerak untuk menulis sesuatu. Tak tau kegelisahan apa yang sedang bersarang di pikiranku. Semua macam perasaan berlomba memunculkan berbagai options untuk aku geluti. Hanya saja yang pasti aku sedang merindukan sesuatu. Entah apa, tapi itu sesuatu yang benar” aku butuhkan.
Benar sabda Muhammad SAW, hati tak akan akan dinamakan hati bila hati tak berbolak balik. Seperti iman, semangat pun juga mengalami fluktuasi. Sometimes berkurang, kadang suatu saat tak menentu bertambah. Aku masih belum habis pikir, kenapa begitu mudahnya motivasi menyelesaikan tugas akhir redup. Sampai saat ini. Sampai detik ini bahkan.
Ratusan motivasi terlontar dari ratusan orang terdekatku. Tak hanya keluarga, teman dan juga beberapa pengampu mata kuliahku juga mendorongku untuk menyudahi malas ini. Tapi daya itu tak kunjung muncul.
Dua kali motivasi itu muncul. Muncul sangat kuat. Sampai” aku tak kuasa untuk menahan gelora asmara eh, gelora semangat ini. Tapi sayangnya, itu tak berlangsung lama. Belajar dari kedatangan motivasi yang pertama, aku belajar untuk mengorbitkan pertahanan agar saat motivasi kedua muncul, aku sudah mempersiapkan kerangkeng untuk mengurungnya dan menahannnya lebih lama. Bahkan aku belajar untuk mengendapkannya agar tak menguap lagi begitu saja. Sekali lagi sayang, itu tak berhasil.
Kini aku menunggu motivasi itu muncul untuk yang ketiga kalinya. Tapi saban hari aku pernah berpikir, ‘kenapa gue harus menunggu..?’ Motivasi itu mesti aku munculkan sendiri. Harus aku hadirkan sendiri. Jika perlu, aku wajib ciptakan sendiri. Tapi beberapa kali usaha itu gagal. Usaha yang pernah membuat aku seharian tak lapar dan tak makan. Padahal saat itu, rejeki datang bertubi”. Aku berpikir lagi, usaha apa lagi yang mesti aku lakukan.
Aku selalu berusaha mendekatkan diri pada Tuhanku. Bertanya pada-Nya. Meminta petunjuk-Nya. Bahkan aku pernah minta soto pada-Nya. Eh, minta ampun maksudku. Aku serius. Seringkali aku juga improvisasi pendekatan untuk menghadirkan motivasi itu dengan cara selalu membuka foto” pacar (ini risau asmara apa nyari semangat). Bukan, maksudku aku buka foto” keluarga. Keluarga yang masih berharap untuk aku banggakan untuk urusan skripshit ini.
Entahlah, malam ini aku hanya butuh sebuah cara menyembuhkan kerinduan yang tak tau ditujukan pada apa atau siapa. Aku berpikir keras lebih dari batu di samping gang rumah kosku. Malam yang sangat risau tanpa hadirnya senyum. Hampir hambar banget malam ini. Mungkin jika ada pohon cabe di halaman rumah kos, aku udah gantung diri. Tapi untung cuma ada bonsai. So, anyone can help me..??
Time VI; Pencarian..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar