belakangan, tiba" aku merindukan masa kecil. saat semuanya masih ada dan menyenangkan. orang" dan semua permainan. satu terakhir ini, aku mendatangi banyak upacara kematian orang" terdekat dan aku kenal baik. termasuk Ummi', nenek yang satu rumah denganku sejak aku lahir. karenanya, aneh rasanya tidak ada Ummi' di rumah dan setiap pertemuan keluarga. karena juga, seringkali Ummi' adalah alasan" aku bertemu dengan semua keluarga besarku. dan aku merindukan masa" itu.
aku juga merindukan semua permainan menyenangkan semasa kecil dulu. berlarian mengejar layangan di tempat yang sudah kita prediksi. berebut bersama dengan anak" kampung lain dan membagi benang atau layangannya setelah bertengkar mulut bahkan fisik. melatih fokus bermain kelereng dan karet. 'nyeltek' kelereng dan memasukannya ke lubang kecil di tanah lapang. memicingkan mata untuk menembak susunan batu dan kaleng dengan buntalan karet yang menyerupai ketapel. aku merindukan kemenangan" itu, lalu membagi tawa dengan lainnya yang bersedih karena bahannya habis setelah kalah.
aku juga merindukan semua prahara masa kecil dulu. menjelang petang misalnya, harus berlarian diomelin Ibu dan Ummi' agar pulang ngaji dan tiba di langgar sebelum adzan Maghrib berkumandang. tepat sebelum adzan, jika tidak, tidak hanya mereka berdua yang murka, tapi Kyai dan Bapak juga akan ikut marah. mengambil pecut atau lidi, dan mengancam tidak boleh main sepak bola lagi setelah sekolah madrasah usai. suatu saat, aku juga pernah mengambil uang Ibu dan Ummi' tanpa bilang, beli bola kasti untuk bermain besoknya di sekolah pas jam istirahat. setelah bola kasti terbeli, baru bilang dan disambut nasihat panjang tanpa jeda sebelum makan malam dimulai. sekarang semuanya lebih nyaman, lembut dan aku mulai merindukan omelan" itu.
masa kecilku sangat akrab dengan era 90-an dan tumbuh bersama semua budaya pop 2000-an. semua tayangan kartun, musik" dan bandnya, film"nya, buku"nya sampai semua atlit olahraganya sangat layak diikuti kiprahnya. hebat, tidak picisan dan sangat mudah dikagumi. lalu semuanya memudar dan menjadi kenangan. semuanya sekarang hanya tersimpan di ingatan, tempat paling purna menyimpan kesenangan belakangan ini.
belakangan ini juga, tiba" aku merindukanmu. menatap matamu dari dekat, memperhatikan bagaimana caramu tertawa dan memandangiku malu tersipu setelahnya. tersenyum genit agar aku berhenti menatapmu, diikuti cubitan kecil di punggung tangan kanan yang memegang tangan kirimu sebelumnya. saling sandar, lalu bercerita tentang sepanjang waktu yang sudah kita lewati di lain tempat. membenci kejadian" dan orang" yang tidak Kau sukai, merutuknya, berharap aku membelamu tapi tidak aku lakukan. lalu manyun dan ngambek, berharap aku rayu dan menggodamu hingga membuat simpul senyum yang tak bisa Kau tahan. aku juga merindukan masa" itu.
aku hanya bisa merindukan semua hal" di atas, yang sudah aku tulis sebelum ini dan sudah Kau baca. di ujung tulisan ini, kusiapkan seperangkat list lagu dan segelas kopi untuk Kau beri pertanyaan.
Merindukan Masa Itu..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar