Bagaimana Caranya..?!

Katakan, bagaimana cara menemukanmu dalam mimpi..? AKu ingin tidurku tak lagi hitam putih. Aku ingin ada warna di sekelilingku sampai aku terbangun lagi. Sudah lama aku membiarkan tidurku penuh dengan ukiran huruf di atas kanfas. Semua berdasar putih dan kumpulan hitam dengan banyak spasi di antaranya. Bisakah Kamu menyelipkan banyak warna dari masing" jeda itu. Jadi, katakan, bagaimana cara menemuimu dalam mimpi..?

'Miim', meskipun jika aku menemukanmu nanti, aku tak tau apa aku mengingatmu setelah bangun kembali.
'Miimm', suara perempuan, sepertinya Ibu.
'Miimm, Kamu tidur..?', iya, itu Ibu.
'Hmmmm, iya Bu. Hah, enggak Bu. Kenapa..?',
'Ada Silvi nih',
'Oo iya Bu',
'Eh, bangun. Itu ada Silvi', suara Ibu semakin dekat. Ternyata Ibu berdiri di depan pintu kamar.
'Iya, biarin aja Bu. Saya ngantuk',
'Silvi pengen ketemu Kamu',
'Oo, sama siapa Bu..?', aku bicara masih dengan mata terpejam dan suara lirih.
'Tadi sama Sofyan. Sekarang sendirian tuh',
'Oo, iya',
'Miimm, kasian lho daritadi mereka',
'Iya Bu, saya keluar', mataku sepet, aku benar" ngantuk. Aku seperti gak bisa bedain mana pintu mana lemari. Keduanya terlihat sama, tapi beda. Aku langsung duduk di samping Silvi dan mengagetkannya. Kepalaku aku sandarkan di tangan yang aku lipat. Sepertinya Silvi daritadi ngomong, tapi aku gak dengerin.
‘Sil, bentar deh. Saya cuci muka dulu. Mau minum apa..?’
‘Udah nih Ibumu bawain barusan’,
‘Oo, bentar ya’, aku menuju kamar mandi dan tidur. Tidak, aku cuci muka dan kembali menemui Silvi.
‘Jadi, ada apa..? Maaf ya, aku ngantuk banget. Eh tadi Ibu bilang Kamu sama anak” ke sini..?’,
‘Iya, tapi udah pulang pas Ibumu bilang Kamu baik” saja’.
‘Maksudnya..? Emang aku kenapa..?’,
‘Mau aku certain..? Tapi cukup aku bilang abis itu gak usah nanya ya. Deal..?’,
‘Iya deh. Apaan..?’,
‘Hmmm, ada anak sini yang katanya hampir mati karena kelelep’,
‘Hahahahahaa. Sialan. Udah sana pulang’,
‘Kok ketawa..?’,
‘Bapak udah memperingatkan sih. Katanya ini bakal jadi banyak diomongin orang. Kok bisa gitu ya..? Kenapa..?’,
‘Aneh aja ada anak Sepulu hampir mati karena gak bisa renang. Tadi pas dikasi tau sama Ibumu kalo Kamu masih idup, ya Sofyan dan yang lain pulang’,
‘Kamu..?’,
‘Mau ngobrol. Ada yang mau saya obrolin’,
‘Tentang..?’,
‘Kalau ngomong juga sama kayak chat nya ya..?! Singkat singkat’,
‘Tentang apa Sil..?’,
‘Tentang anak Sepulu yang hampir mati kelelep’, saat Bapak bilang tentang kabar ini akan menyebar, aku mikir macem”. Banyak. Mungkin aneh saja, ada anak Sepulu yang gak bisa renang. Sepulu adalah daerah pesisir. Gak usah melakukan perjalanan dua jam dan jalan” sempit seperti di Malang buat ke pantai. Mencari pantai dengan pasir putih dan lautnya yang nenangin, gak usah harus eksodus ke kota” tetangga seperti tinggal di Surabaya. Saat mau liburan ke pantai, harus ke Gresik atau Lamongan, bahkan beberapa harus ke Pacitan karena pantai di Surabaya hanya satu dan pasti sesak saat liburan. Ditambah lagi, aku adalah anak dari seorang nelayan yang sudah lama, memiliki reputasi bagus sebagai nelayan diantara teman”nya. Bukan karena selalu mendapat banyak hasil melaut, tapi salah seorang yang senior.
‘Tentang apa Sil..?’,
‘Hmmm, hidup’,
‘Mulai deh. Drama nih pasti’,
‘Aku udah gak tau lagi mau ngapain..? Udah cukup tau rasanya………’, Silvi bercerita banyak tentang hidupnya yang harus sendirian dan tinggal bersama neneknya. Sejak kecil, keluarga Silvi sudah tak lagi utuh. Pindah” ke beberapa kota. Menemukan dan kehilangan cinta juga jadi jadi bagian cerita di hidupnya. Dan kaparatnya, aku kadang tidak ada untuk mendengarkan ceritanya.
‘Kalau gitu, segera nikah. Apalagi yang ditunggu..?’,
‘Harusnya gitu. Tapi beberapa hari ini aku jadi mikir, nikah hanya akan menyelesaikan satu persoalan hidupku. Lainnya..? Aku rasa enggak’,
‘Hahahahaa. Sil, dulu seseorang pernah bilang gini. Hidup ini kompleks. Cerita di hidupku gak hanya aku yang menjalani. Ada orang” lain. Diantara mereka ada yang menetap dan ada juga yang lewat. Kau boleh egois, sesuka hatimu berbuat, karena ini hidupmu. Tapi Kamu hanya egois, kecanduan egois dan egois itu akan menjadi dirimu’, Silvi mulai mengernyitkan dahi sambil senyum”.
‘Kayak pernah denger. Di mana dan kapan ya..?’, tentu saja Silvi pernah denger. Ini adalah nasehatnya saat aku pernah berada di posisinya, enam tahun lalu mungkin, saat aku baru menjalani tahun kedua kuliahku, kuliah yang berantakan.
‘Masak sih..? di buku kali. Lagian nih ya. Eh bentar, ada terusannya. Orang itu juga bilang ke aku kalau hidup ini bukan tentang beban yang kita pikul, sendirian. Jangan merasa hidup adalah sekumpulan beban dan beban itu milikmu semua. Gimana..? Keren gak..? Udah cocok gak jadi motivator..?’,
‘Harusnya temenmu itu yang cocok jadi motivator’,
‘Siapa bilang dia temenku. Seseorang. Hanya orang’,
‘Pinter banget balik”in omongan. Kamu banget tuh’,
‘Jadi gimana..? Fell better..?’,
‘Lumayan’,
‘Kok cuma lumayan. Susah lho nginget yang barusan’,
‘Gak jadi lumayan deh kalo Kamu traktir minum’,
‘Ntar malem ya..? di Sofyan..? Boleh deh’,
‘Kalau mau’,
‘OKe’,
‘Bener nih..? Gak sibuk..?’,
‘Halah, paling juga kalian nelpon mulu. Bikin gak tenang. Iya ntar malem abis Isya’ ya’,
‘ih ge-er. Eh tapi beneran ya..?’,
‘Iya, beneran. Kenapa..?’,
‘Soalnya kalau ada Kamu, kita gak bayar’,
‘Kok gitu..?’,
‘Gak tau. Tiap kita ngumpul” di sana, bayar. Tapi pas tiap ada Kamu, gratis tis. Beneran’,
‘Hmmm, jadi itu sebabnya aku dipaksa nongkrong di Sofyan mulu tiap pulang..?’,
‘ge-er. Tapi bener sih. Hahahaha..’,
‘Apa Ibu gak narik bayaran ya kalau Sofyan beli soto Ibu..? Balas gitu’,
‘Ya rugilah Ibumu kalau Sofyan gak ditarik bayaran. Sofyan kan berporsi-porsi kalau makan soto Ibumu’,
‘Yaudah deh, ntar malem. Jangan telat. Keseringan. Gak usah dandan deh kayak kemarin. Dandanmu buat calon suamimu aja’,
‘Gak ada perempuan yang gak dandan. Ah Kamu kebanyakan temenan sama laki sih. Homo kali ya..?’, Silvi beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah sepeda motornya.
‘Oh iya, nasehat tadi ada lanjutannya. Katanya, jangan lupa bahagia’, Silvi berbalik arah, melihatku dan berkata ‘Kurang panjang ah’,
‘Hmmm, karena bahagia hanya Kamu bisa ciptakan sendiri’,
‘Pinter. Jadi, kapan Kamu bahagiain dirimu sendiri..? Untuk beberapa kali, bikin orang ketawa Kamu jago. Tapi jangan palsu, kayak apa ya. Kayak kosong gitu. Buat bikin orang seneng, Kamu dulu yang harus seneng. Gitu cara kerjanya. Jadi, udah nyatain sama dia..?’,
‘Ini kok ujung”nya saya kena..? Udah sana pulang”, aku masih melihat ke arahnya. Aku tau Silvi tidak akan berhenti meledekku sampai benar” enyah dari hadapanku. Benar. Silvi senyum” sambil mengerlingkan mata sambil menyebut tanpa suara seorang nama perempuan yang pernah aku ceritakan padanya. Sekitar empat detik kemudian, Silvi benar” hilang dari pandangan mataku.

Aku jadi semakin ingin tau jawabanmu, bagaimana cara menemukanmu dalam mimpi..? Karena dengan begitu saja, aku sudah bahagia. dan aku tak bisa bayangkan jika itu bukan dalam mimpi, level bahagianya bisa naik beberapa tingkat.

30 April 2016

0 komentar:

Posting Komentar