Aku menyukai senyummu, tapi bukan itu alasanku merindukanmu. Aku seringkali mengambil jarak buat melihat senyum itu. Beberapa meter bahkan hanya centimeter. Berapapun jaraknya, asal Kamu tidak melihatku, asal Kamu tidak mengetahui keberadaanku, aku akan diam” menikmati senyum itu. Tidak banyak kebetulan yang aku dapatkan saat senyum itu merekah, tapi memiliki satu masa saja sudah sangat aku syukuri. Hmmm, jangan bertanya bagaimana caraku menemukan senyum” itu. Aku juga tidak tau kapan dan di mana Kau akan tersenyum. Aku hanya tau kalau senyum” itu seringkali ada saat tidak ada aku. Tapi suatu saat, aku ingin jadi penyebab senyum”mu tersungging. Entah kapan. Karena aku menyukai senyummu, meski bukan itu alasanku merindukanmu.
Aku menyukai suara tawamu, tapi bukan itu alasanku merindukanmu. Tawamu kadang aneh, kadang aku juga melihatnya terpaksa. Aku merasa ada kekosongan dalam tawa itu. Tapi suaranya begitu khas. Suaramu. Tipis dan menggelegar. Seperti bercak rindu yang aku miliki untukmu. Keberadaannya tipis tapi bulat dan tebal, seperti tekadku mendekat ke arahmu agar mendengar suara tawa itu. Tidak ada keraguan dalam tawamu. Sama halnya dengan suara yang mengiringinya; lewat dengan keras. Tapi beda dengan senyum”mu, suara tawamu bisa aku prediksi. Sehingga banyak masa yang bisa aku siapkan untuk meluruskan pandanganku, membuka semua indra pendengaran dan samar” menyelinap diantara pipimu yang memerah. Aku selalu akan menyiapkan itu. Karena aku menyukai suara tawamu, meski bukan itu alasanku merindukanmu.
Aku menyukai caramu yang dulu melihatku, tapi bukan itu alasanku merindukanmu. Dulu, hanya dua cara Kau melihatku; tajam dan teduh. Seringkali pandangan kita beradu dalam ketimpangan, Kau memicingkan mata seolah ingin berkelahi dan aku memutar mata ke sekitar wajahmu. Sering juga Kau memandangiku dengan mata yang lebar dan senyum yang terselip diantaranya; meneduhkan. Saat itu, saat dua pandangan itu Kau munculkan, saat itu juga pandanganku bisa aku alihkan dari cangkir kopi yang aku pegang. Belakangan, aku berharap pandangan kita bertemu dalam kondisi itu. Karena aku menyukai caramu yang dulu melihatku, meski bukan itu alasanku merindukanmu.
Aku merindukanmu, karena aku menyukaimu. Tapi, aku tau diri..
Alasan Merindukanmu..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar