sore seolah berjalan lambat, sangat pelan sampai aku tak bisa mendengarmu lagi. inderaku hanya merasakan kopi yang baru saja aku seruput. di lidah, di pegangan, di hidung, aromanya membuat mataku perlahan terpejam. Kau memanggilku lagi, aku mendengarmu tapi aku abaikan. Kau memutari meja, berjalan ke arahku, duduk di samping dan menyentuh bahuku. menyebut namaku tepat di telinga. aku membuka mata, menoleh dan mendapatkan senyummu yang mengembang.
kita beradu pandang. matamu menatapku dengan ancaman. aku membalasnya tanpa tau bersikap. matamu bicara, dengarkan aku. mataku bertanya, sudah berapa lama Kau duduk di situ dan melihatku. pandanganmu hilang, turun ke bawah, tempat tanganku berada. mengambil dan menggenggamnya dengan sangat hati-hati. aku menggerakkan tubuhku. sekarang kita berhadapan, tapi aku masih bertanya, apa yang ingin Kau lakukan.
sore masih sangat muda saat Kau kembali berbisik di telinga. memintaku pergi dari sini, meminta kita meninggalkan tempat ini, sambil menatap ke arah meja tempat kopiku berada. matamu meminta, habiskan kopimu. mataku memohon, minumlah sedikit. gengganganmu renggang. menggerakkannya ke meja dan meraih cangkir itu. mengarahkannya ke mulut, mencium aromanya, raksi yang sangat mudah kita perdebatkan sepanjang kita kenal. bibirmu menyentuh tepi cangkir. Kau meminumnya, sedikit, tapi Kau meminumnya. segera matamu melihatku dan bersuara pelan 'pahit'. aku tertawa, Kau tersenyum kesal.
sore masih belia, kita beranjak, memilih melihatnya lebih jauh di jalanan. mungkin tidak banyak yang akan kita temukan. tapi pasti kita akan menjumpai sesuatu. keindahan itu, pendar itu, atau hal lain yang membuatmu tau tentang dirimu. aku, diam-diam sudah menemukan diriku lewat dirimu. dan Kau, juga harus menemukannya. bisa di perjalanan ini, atau nanti di tempat lain. saat ini, atau beberapa waktu lagi. tapi Kau harus menerima dirimu saat Kau menemukannya.
Bicara..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar