malam tak pernah menolongku menyembunyikan rindu. dia menggerutu keras dan memaksa mulut bersuara tegas. percuma melawan. aku pernah menghalanginya, tapi jalanan berubah sunyi saat pandanganku menatap tepat pada matamu. Kamu langsung tau kalau dadaku merutuk dan berdegup. Kamu membalasnya dengan senyum dan berlalu. berjalan pelan lalu menoleh, memintaku mengejarmu, berjalan beriringan dan bercerita.
Kamu selalu tau kalau rindu menghinggapi kita bukan saat tak bertemu. bukan saat berjarak dan membiarkan jeda berarak. tapi saat seperti ini. saat kita bicara dan jalan kaki di trotoar. bercerita tentang banyak hal tidak penting yang kita tertawakan. atau saat kita berada di satu meja tanpa sengaja. lalu memilih duduk bersebrangan agar pandangan kita bertemu. senyap, tapi selalu berhasil kita lakukan. malam ini juga sama. senyap, tanpa banyak cakap.
berkali-kali kita beradu pandang. berali-kali pula kita berebut memulai pembicaraan. rindu yang membuat kita begini. membuat pertemuan ini jadi canggung dan tanggung. ingin lama, tapi tak banyak kata yang kita sebut. ingin lama, tapi sebentar lagi harus usai. rindu juga yang membuat kita tak pernah berhasil mengalihkannya. semua kalimat yang kita ucapkan selalu berakhir senyum. semua hela nafas selalu berakhir dengan kerlipan mata. dan setiap malam yang kita lewati begini, berakhir sunyi. tidak ada kata. Kau melihatku, aku tersenyum. Kau membalasnya, memandangiku lalu tersenyum.
*ngadaptasi Us and Night.
Tidak Berjarak..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar