tidak semua hal bekerja dengan semestinya. seperti obat penyeri sakit kepala yang baru saja aku minum. sakitnya hampir hilang, tapi aku tak kunjung bertemu kantuk yang selalu menyertainya. aku menunggu efek samping itu datang, tapi justru membuatku semakin tak tenang. dari tadi aku hanya membolak balikkan badan ke kanan dan ke atas. menempatkan kepala di bawah dan kaki ke atas. sampai akhirnya nyeri itu reda, dan aku kembali mengangkat kepala.
malam sudah larut saat masa tungguku mulai usang. sepertinya kantuk itu memang tidak akan datang. atau mungkin dia terlambat. atau memang dia ingin membuktikan kalimat pertama di atas sana. juga ingin membuktikan hal-hal serupa yang diharapkan manusia. harapan, strategi yang tidak baik buat hidup yang dinamis. rencana yang membingungkan untuk gerak manusia yang seringkali taktis. bahkan, untuk hal-hal yang tidak berwujud bernama rasa.
beruntung toplesku masih penuh dengan bubuk kopi. aku tak bisa menolak untuk tak membuatnya. dan sepertinya malam ini menemukan energinya untuk dituliskan. tapi aku tak suka kamar yang terlalu tenang saat semangat sedang menyala, apalagi lampu masih benderang. aku tidak punya banyak amunisi untuk menulis tentangmu. meski aku sedang rindu-rindunya, meski katanya sebulan lagi hujan. mungkin memang benar, tidak semua hal bekerja dengan semestinya.
Tidak Semestinya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar