Sepekan ini, ada dua pertanyaan yang sangat menggodaku untuk kembali mengisi blog. Durasi dua pertanyaan ini cukup sering dan dibuat oleh orang yang berbeda-beda. 'Kok rasanya Kamu iteman ya..?' dan 'Kenapa blog-mu lama sekali gak ke-isi..?'
Kedua pertanyaan ini membuatku menghela nafas agak pendek. Pertanyaan pertama membuatku kembali mengingat, 'apa aku pernah putih ya..?' Dulu sekali saat SD, aku pernah dipanggil dg sebutan 'China'. Karena mataku yang sipit, kulitku yang (katanya) putih dan rambut yang lurus belah tengah dan panjang. Padahal aku termasuk anak yang hiper saat itu. Soal layangan, aku tidak pernah diam di satu lapangan.
Siang seusai sekolah aku ada di lapangan dekat rumah. Saat pulang, bisa jadi aku sudah mengelilingi desa buat ngejar layangan putus, dengan cuaca di Madura yang nyaris tidak pernah adem dan mendung. Terik selalu mendominasi, apalagi aku tinggal sangat dekat dengan pantai. hmmmm, 10 meter di belakang rumahku adalah pantai dan laut lepas. Tapi saat itu kulitku gitu" aja. dan aku merasa tidak berkulit putih.
Aku bahkan menghabiskan enam tahun pendidikan SMP-SMAku juga di Madura. di kota paling timur, tapi tetap saja aku di Madura. Tetap terik dan panas. Tidak ada ampun untuk putih yang dimaksud. Tapi aku tidak merasa aku putih. Sampai akhirnya aku kuliah dan beberapa kali pulang ke rumah. Aku yang seringkali kesandung persoalan asmara saat pulang merasa kesal. Kenapa selalu ada anak kecil yang ngirim salam buatku saat di rumah. Ya, mereka adalah siswi" SMP dan SMA di desaku. Sedih sebenarnya, segmenku ternyata anak". Seorang teman mencoba jawab kegundahan ini.
'Bagi banyak orang di Indonesia, konsep tampan dan cantik masih berputar di persoalan kulit putih', katanya di awal;
'Hmmm yaa', kataku menunggu kalimat berikutnya;
'Yaudah gitu aja', katanya kemudian;
'Maksudmu aku putih..? Jangan becanda. Kamu bahkan lebih putih dariku', kataku;
'Ya setidaknya itu yang aku ketahui dari adikku yang ngirim salam buatmu', aku tidak bisa berkata apa" saat pernyataan ini keluar dari teman yang adiknya masih kelas 3 SMP. Gilak, aku pulang dan sepanjang perjalanan aku berusaha meyakinkan diri 'Kid, Kamu bukan pedofil'.
Suatu hari di rumah, saat masih masa" kuliah, aku tanyakan hal ini pada dua temanku yang perempuan. Sialnya, jawaban mereka serupa.
'Banyak jalan pembuka perempuan menyukai laki2. Menurutku, penilain pertama untukmu dari wajah', katanya;
'Wajahku kenapa..? Kan jelek, culun dan sipit', aku menyela;
'Imut dan tampak smart.. dan juga agak putih', jawaban paling kacau yang aku dengar. Semenjak itu, aku tidak suka keluar rumah tanpa jaket yang bertudung, menghindari melintasi jalan yang dilalui anak" SMP-SMA pulang sekolah dan mencopot kacamata jika terpaksa keluar rumah.
Aku lupa, masih banyak orang yang menilai lainnya dari pandangan pertama, kesan pertama saat bertemu dan penampilan. dan bisa jadi saat beberapa orang mempersoalkan sekarang aku agak item karena jarang bertemu lalu membuka tabir bahwa sebenarnya aku emang gak putih. atau mereka baru sadar. atau ini karena ilusi optik. atau saat terakhir ketemu mereka melihatku duduk dengan background hitam, dan sepekan ini saat ketemu aku sedang berdiri di tembok putih, kontras, lalu terbukalah fakta mengejutkan yang sebenarnya. hmmm, benar" mengganggu, membuatku berpikir 'apa aku pernah putih..?'
Pertanyaan kedua sebenarnya tidak sepenting pertanyaan pertama. Tapi aku sudah kepalang janji sama teman" yang nanya kalau aku akan sering ngisi blog ini lagi mulai malam ini. Sebenarnya bisa jadi aku hanya sedang males ngisi blog ini. Sebabnya juga bisa banyak banget. Bisa jadi karena hampir gak ada waktu berlama" depan laptop. atau keseringan berada di luar. atau memang sengaja tidak menyempatkan diri mengisi. atau yang paling memungkinkan, aku sudah kehilangan Kamu, lirik di semua tulisan"ku.
Mengisi Blog..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar