Terbenam..

hanya ada kegelapan saat matahari terbenam. seperti asmara yang sedang kita bangun. gelap, saat kita harus mengucapkan perpisahan. harus, karena ada yang tersakiti jika kita memilih bersama. walau sebenarnya, apapun jalan yang diambil untuk masa depan hubungan ini, selalu ada korban yang terluka. dan saat paragraf ini berakhir, Kau tau siapa yang tertusuk.

hari-hari kemudian menjadi biasa. tapi berjalan lambat. tidak ada lagi suara berbisik di telinga dan kepala yang mendekat untuk mendengarkan. senyum yang merekah karena tau akan bertemu. atau alasan-alasan lain yang membuat kita sangat bergairah. menyapa adalah suara yang ingin aku dengar. membalasnya, adalah momen canggung yang tak pernah siap aku lakukan. keberadaanmu di dekatku adalah kabar baik. tapi memulai perbincangan tak pernah jadi keahlianku. dan selalu Kau yang pertama menyebut namaku.

kita tidak pernah menjadi prioritas. selalu ada hal lain di atasnya. dan itu yang menjadikan setiap pertemuan adalah candu. perjumpaan tanpa jadwal. silang pandang yang sangat memuaskan. dan tanpa sengaja mencium aromamu adalah kebahagiaan. meski, tidak semuanya diwarnai dengan senyuman. selalu ada kegelisahan. ada tangan dan bibir yang gemetaran. walau itu hanya sekadar perbincangan singkat.

rasanya memuakkan. aku menulis semua paragraf ini dengan mengingat wajahmu dan mengumpulkan kerinduan. tapi, semuanya sudah terbenam. seperti kalimat pertama saat Kau membaca kata ini.

0 komentar:

Posting Komentar