Mimpi Lagi..

hai, Kau masuk lagi.
sudah lama sejak terakhir kita bertemu dalam mimpi dan aku mengikatnya dalam tulisan. sudah lama sekali sepertinya. aku tidak tahu persisnya. tapi setelah bangun tidur tadi, ada kerinduan yang tak bisa aku pungkiri. seolah aku harus bertemu denganmu, bicara, dan memelukmu lagi. sudah lama sekali.

hari ini aku menuliskannya tanpa secangkir kopi. aku sudah sangat mengurangi. sejak tahun lalu aku patuh pada komitmen untuk perlahan membiasakan makan sebelum ngopi. aku tidak ingin melihat ibuku menangis lagi. sudah cukup di rumah sakit itu. tapi jika karena bahagia, mungkin aku akan merelakannya. hmm, aku tau ibu sangat ingin melihat aku menikah. tapi Kau tau, aku masih belum punya keinginan yang sama. ibu tidak pernah mengucapkannya, tapi matanya berbicara.

soal menikah, Kau pasti tertawa di paragraf ini. membayangkan bagaimana waktu itu kita ngobrol tentang ini dan menertawakannya. hahaha. cukup disimpan. sepertinya kita sudahi paragraf ini.

oia, tentang mimpi. adegan terakhir di mimpi itu selalu sama. terasa nyata, karena pernah terjadi di dunia nyata. kita memanen rindu-rindu yang bertebaran dan tak sengaja bertemu di satu ruangan. kita tidak ngobrol banyak, karena kita saling tau apa yang sedang kita rasakan dan apa yang tidak boleh terjadi. tapi pandangan kita berkata lain. senyum yang tidak berhenti tersungging dan kata-kata asing yang terlontar setelahnya. kita seperti orang gila yang penuh rahasia.

cara ngobrol denganmu yang paling aku suka adalah, Kau tidak ngobrol denganku. aku pikir lebih indah membaca bibirmu ketika Kau tidak mengucapkan kata-kata. tentu aku tidak bisa membaca pikiranmu, atau jalan yang sedang dilaluinya saat itu. aku hanya menghentikan niat berjalan ke luar ruangan ini saat Kau mulai memicingkan mata. itu artinya kita akan lebih lama di sini dan diam memikul canggung berjam jam.

lalu pagi menjemput kantuk, membangunkan mata yang bingung jalan pulang. sayangnya dia tak sendirian, dia membawa serta berton-ton rindu untuk dijejalkan ke raga. mengisi bilik-bilik yang lama kosong. aku bukan tidak bisa berkutik, aku hanya ingin menghadapinya meski tidak bisa dilawan.

0 komentar:

Posting Komentar