Bangunan yang Roboh..

kita menatap ke arah yang sama, tapi beda.

siang sangat menyejukkan hari ini. tidak terlalu panas, juga tidak terlalu redup. jam tiga aku harus kembali memasukkan blueprint ini, dengan harapan yang selalu aku bawa, disukai dan diterima kerja di tempat itu. sekarang masih jam satu, aku punya dua jam lagi untuk menenangkan diri. sudah sebelas tempat yang menolak proposalku kerja. setiap kembali dari kantor-kantor itu, aku mencoret nama-namanya satu per satu di papan dinding apartemenku.

siang ini sama seperti tiga puluh hari sepanjang bulan ini. tidak terlalu panas, juga tidak terlalu redup. aku bukannya tidak lelah begini terus. ditolak sana-sini. tapi aku harus mencari tempat kerja baru sesuai dengan bakatku yang lain, menggambar. aku sudah menghancurkan karirku sebagai penulis. jangan ditanya ceritanya. terlalu panjang dan menyedihkan. sangat menyedihkan. lebih menyedihkan dari cerita penolakan perusahaan-perusahaan itu pada blueprintku. menyedihkan, karena menyangkut kisah yang aku percayai; cinta.

wawancara kerjaku masih jam tiga, dan aku punya dua jam lagi menghabiskan waktu siang ini. cuacanya bagus. tidak terlalu panas, juga tidak terlalu redup. aku memilih duduk di bangku Taman Raddin, menunggu jam wawancara dan menenangkan diri. aku menyukai pemandangan dari taman ini. hampir sama seperti pemandangan dari lobi kamarku yang ada di lantai sembilan apartemen. gedung-gedung ikonik dan penuh sejarah, di bawah awan yang selalu bergerak berarak tanpa kawalan. sesekali aku menggambarnya. memenuhi semua kertas sketsaku di masing-masing lembarnya. meski sudah tujuh tahun kerja menulis sebelum ini, aku tidak lupa kalau aku sarjana arsitek dan bisa menggambar. aku suka pemandangan dari bangku taman ini.

aku masih duduk di bangku ini saat seseorang memanggil namaku, dari belakang. dia menyebut namaku, dan aku menoleh ke arah suara itu. sialan. sedetik aku tidak tau harus bereaksi gimana. aku berpikir cepat. Shelly. itu suara Shelly. wajah yang aku lihat adalah Shelly. teman, partner, pasangan, atau apapun istilahnya untuk menjelaskan Shelly. perempuan yang setahun ini bersamaku. perempuan yang sudah puluhan hari tidak aku jumpai. perempuan yang aku cintai, mungkin, lalu hilang dan kita memisahkan diri seperti tidak ada apa-apa.

akhirnya aku memilih tersenyum untuk membalas sapaannya. aku tersenyum dan pandangan kita masih bertemu sampai delapan detik kemudian. dia bicara, dia bilang tempat ini mulai jadi favoritnya setelah aku pernah mengajaknya ke sini saat masih bersama. hm, bersama. kata yang membingungkan yang pernah aku pilih untuk menjelaskan hubunganku dengannya.

Shelly mendekat ke arah bangku yang aku duduki. dia lalu duduk di sampingku. canggung rasanya. dia tidak bicara. aku pun demikian. kita hanya menatap ke arah yang sama, tapi beda. pemandangan ini menenangkan bagiku. baginya, pemandangan ini hanya menyenangkan. setelah dua menit, akhirnya kita bicara. melakukan obrolan dengan ungkapan-ungkapan. rahasia perasaan yang sebelum ini tidak pernah kita bicarakan. aku mendengarkan semuanya. pahit semuanya. dia bicara dengan pelan, mengungkap semua kejujuran yang dia rasakan selama aku dan dia bersama. bersama, tanpa mengikatnya sebagai hubungan dengan status. tentang alasan dia menyukaiku, alasan kenapa kita tak lagi bersama, tentang dia menikah dengan orang lain, alasan kenapa dia masih berkencan denganku meskipun sudah bersama orang lain, dan tentang keraguannya padaku.

pembicaraan siang ini berakhir. kita berdua diam setelah mengungkap semua yang ingin ditanyakan dan didengar. semua jadi jelas. aku masih mengernyitkan dahi dengan semua isi percakapan ini. aku marah. tapi jauh di lubuk hati, aku puas mendengarnya. pertanyaan-pertanyaan yang belakangan ini mengepung hari-hariku sudah pergi. terkubur oleh akhir pertemuan tak sengaja ini. Shelly pamit. dia meninggalkan bangku ini dengan memegang tanganku. dia ingin memastikan semuanya baik-baik saja. kita berdua tau itu tidak mungkin. tapi aku harus menarik nafas, berharap bahwa semuanya baik-baik saja. karena aku ada wawancara kerja jam tiga ini. aku sudah cukup tenang sekarang, sama seperti siang ini. tidak terlalu panas, juga tidak terlalu redup.


*ngadaptasi film (500) Days of Summer (2009)

0 komentar:

Posting Komentar