hai, apa Kau baik-baik saja..?! aku bangun tidur dan baru melihat semua panggilanmu. jadi aku pergi buat membalasnya. aku mampir ke rumahmu, kosong. aku melompati pagarnya. Kau tidak ada. rumahmu sepi. hanya ada ragaku dan jejak wewangian yang biasa Kau pakai di balik pintu. masih harum. Kau baru saja pergi. tapi aku tak ingin mengejarmu, aku di sini saja, di depan rumahmu yang sepi.
rinai hujan mulai turun. rintiknya mengenai kaki dan sepatu yang aku pakai. teras rumahmu basah. aku tidak ingin mengetuknya. aku tidak ingin tetanggamu mendengar dan tau kalau ada penyusup di rumahmu. jika boleh, aku ingin duduk di kursi terasmu. sebentar saja, sebelum aku meninggalkan rumahmu. duduk dan mereka-reka apa yang sebenarnya ingin Kau sampaikan di telpon tadi.
perlahan, aku mencium wewangian yang aku kenal. samar, dan semakin mendekat. itu Kau, membuka pagar rumah dan melihatku kaget. Kau menutup mulutmu, rambutmu terurai ke depan wajah dan menutupi sebagian mata. Kau berlari menghampiriku, memegang tanganku dan berbisik pelan. aku mengangguk. aku masih mendengar ... juga melihat luka yang dulu. aku mendengar suaramu, juga derita itu.
*ngadaptasi puisi 'Mampir' Joko Pinurbo (2002)
Di Rumahmu..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar