Kau terbiasa merutuk berkali-kali, karena hujan turun gak henti-henti. di pagi saat Kau ingin tau, di siang saat kita berencana, dan di malam saat kita hampir bertemu. tapi senyummu selalu tersimpul di ujung sunyi, karena percakapan kita tidak pernah sepi. hujan hanya memberi jarak, tidak pernah sungguh memisahkan. ragaku dan tatapanmu. pandanganku dan kursi yang sedang Kau duduki. hujan hanya menawarkan jeda, yang bisa kita tolak hanya dengan seperangkat baju.
Kau biarkan kaki-kakimu basah saat hujan turun. berdiri di antara batas lantai dan percikannya. melamun heran memandangi air-air itu mengalir. bunyi-bunyian yang keras. kendaraan yang masih melaju. dan nafasmu yang Kau tarik dalam-dalam. Kau ingin memaki, tapi tak punya kata yang tepat untuk mencaci. hanya saja, satu rencana sudah pergi. tidak terjadi. malampun tak lagi hening. semuanya menjadi bising. bahkan saat Kau tengadahkan wajah, tidak ada yang membalasmu dengan ramah.
Kau masih merutuk satu dua kali, karena hujan baru berhenti sekarang ini. saat jam tak lagi nyaman buat mengadakan pertemuan. untuk berencanapun sudah terlambat. apalagi untuk mengangkat tubuh dari atas kasur, pasti terasa berat. yang tersisa hanya kehendak, sebuah harapan kecil dengan rencana-rencana lain. dan juga rindu.
Rencana yang Tertunda..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar