petir bergemuruh di ruang tidurmu. Kau panik, karena Kau tau dia gak datang sendiri. dia mengajak hujan deras dan angin kencang setelahnya. sesekali Kau melihat jendela tempatmu berada sekarang. berdiri, mendekatinya, melihat ke luar, kembali ke kasur, duduk, dan mengernyitkan dahi. Kau gelisah, bingung mau ngapain, dan kembali mendekati jendela.
setelah semuanya reda, resah pergi meninggalkanmu sendirian di ruang tidur. Kau buka mata. beranjak dari kasur dan kembali melihat jendela. mendekatinya dan mendengarkan suara ranting yang mengetuk-ngetuk kaca. Kau menutup tirainya, dan membuka lemari. mencari kaos dan jaket untuk dipakai lalu mengambil kunci sepeda motor.
kita bertemu, diantara sahut angin dan sapaan ranting pohon yang berjatuhan. tidak ada rindang, yang ada hanya hembusan angin yang kencang. tidak ada bincang, semua kata terkunci diantara rongga mulut dan terhalang. pandangan kita beradu, tapi isyaratnya tidak satu. pandangan kita beradu, tapi di luar rindu.
*ngadaptasi puisi 'Tengah Malam' Joko Pinurbo (1989)
Temu Setelah Hujan..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar