Hai Hujan..
Kemarin malam aku sangat ingin bertemu denganmu. Aku menunggumu sejak siang, tapi melewatkanmu saat petang. Padahal aku sangat ini ingin bertemu denganmu. Lalu semuanya menjadi sangat syahdu. Seperti yang Kau tau. Setelah sesuatu pergi, Kau akan lebih menghargainya dibanding saat Kau bersamanya. Musim-mu yang sudah berakhir, membuat aku lebih merindukanmu saat turun mendadak.
Hai Hujan..
Sebenarnya aku tau Kau akan turun, nanti saat matahari sudah redup. Aku melihatmu, aku melihat tanda" itu sejak aku bertemu dan menggenggam tangannya meski tak erat pagi kemarin. Saat siang, aku tambah yakin Kau akan turun saat semua jalan yang aku lalui tambah gelap seperti biasa. Bahkan sebelum aku memasuki ruang gelap itu, ada mendung di selatan kota yang diam" berarak ke tengah. Tapi guntur tak bersamamu. Jadi aku memberanikan diri masuk ke ruang itu dan memilih mengabaikanmu sebentar. Aku salah, ternyata Kau turun dan keluar saat petang. Saat aku dua jam tak beratap langit.
Hai Hujan, maukah Kau menemui dan menyapaku lagi dalam waktu dekat..? Sebentar juga tak apa. Jangan lama menghilang seperti tahun lalu, membuat rinduku memuncak dan hanya melampiaskannya dalam kalimat" busuk ini. Jika Kau mendengar permohonan ini, sapalah aku dengan keras. Karena Kau selalu ada dalam doaku.
Membuat Pengakuan..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar